Arsip Blog

Minggu, 20 Agustus 2017

First Travel



Saya tidak paham bisnis travel, setahu yang saya baca first travel yang menghebohkan itu menjual paket umroh dengan harga super miring bahkan cenderung rugi, paket hemat umroh kabarnya minimal seharga 20 jutaan, first travel menjual antara 14 juta sampai 16 juta, harga yg sangat menggiurkan.

Mari kita bahas strategi harga murah dalam bisnis, memang harga merupakan salah satu faktor daya tarik membeli produk kita, harga murah apalagi obral bisa membuat orang-orang membeli produk kita. Tapi harus di ingat harga murah hanya salah satu faktor, banyak faktor lain membuat orang membeli produk kita, pada bisnis jasa seperti travel, faktor pelayanan ramah, bertanggung jawab dengan fasilitas ok, akan menjadi promo menarik buat konsumen membeli produk jasa yang kita luncurkan.

Strategi harga murah pernah saya coba dengan menjual produk bandeng rorod di pasar tradisional, sempet survei beberapa pasar, hasilnya saya nyerah, produk saya tidak cocok masuk di pasar trafisional, harga bandeng presto di pasar tradisional paling mahal 10 ribu, lah produk saya hpp nya saja sudah 10 ribu, berapa jualnya? Di pasar tradisional harga sensitif, lebih mahal 1000 saja dari pesaing, pelanggan akan kabur

Akhirnya segmen pasar bandeng murah itu saya rubah sasarannya, dari pasar tradisional ke rumah-rumah makan, saya tawarkan harga bandeng rorod dua belas ribu rupiah/ekor, sistem pembayaran cash minimal order 100, sasaran tercapai, kini beberapa rumah makan sudah menjadi pelanggan produk saya.

Kalau kita belajar teori pemasaran, maka ada istilah segmen pasar, makna dari segmen pasar adalah sasaran pelanggan yang kita bidik untuk produk kita. Segmen pasar terdiri dari beberapa bagian ada segmen atas, menengah dan bawah.

Segmen atas biasanya bicara merk, kwalitas, keamanan dan kenyamanan soal harga mereka tidak mikir, karena ekonominya sudah mapan. Segmen menengah juga daya belinya bagus, suka barang berkwalitas, di segmen bawah harga sangat sensitif namun soal mutu, merk dan kenyamanan belanja mereka abai.

Nah kalau produk anda mau main di segmen bawah ya produknya biasa saja, utamakan kwatitas penjualan tinggi sehingga keuntungan melimpah bisa didapat, abaikan merk dan kemasan ok, karena itu bisa menambah biaya produksi yang pada ujungnya harga jual tidak bisa bersaing, kecuali bisnis anda sudah skala multi nasional seperti unilever yg bisa bikin kopi saccet harga seribuan dengan kwalitas dan kemasan ok

Kembali ke first travel, saya melihat pemiliknya itu sudah memiliki itikad tidak baik cenderung menipu, bikin strategi harga murah, peminat membludak, lah duit jamaah yg udah kumpul digunakan buat foya-foya ; beli mobil mewah, rumah mewah, barang2 mewah, tour mewah keluar negeri, yang kayak gini mah memang musti di sel.

 Udah gitu ada orang bodoh mengkait-kaitkan prilaku kriminal ini ke politik, kaum bumi datar kok diam saja? Lah kalau udah menyakut kriminal mah urusan aparat berwajib, sama halnya dengan papa minta saham, udah nyolong duit e-ktp 2,3 T, masih duduk manis mimpin sidang DPR. Kok kamu diam?

Penjahat mah ada dimana-mana di semua kalangan, Indonesia sempet ambruk gara-gara banyak pengusaha hitam merampok uang negara, ratusan trilyun duit negara lenyap ditilep pengusaha pada kasus BLBI, ada yg ketangkep, ada juga yg menikmati uang rampokan negara di luar negeri. Mari jadi pengusaha yg jujur.

Saya akan lanjut nulis first travel nanti,
Sekarang ngupi dulu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar