Arsip Blog

Rabu, 28 Februari 2018

Haji Abu


Tadi malam saya ngobrol panjang dengan Haji Abu, pemasok bandeng rorod yang biasa ngelapak di Pasar Baru Bekasi, sudah hampir empat tahun saya berlangganan dengannya, baru tadi malem bisa ngobrol lama.

Bermula dari keheranan saya, kok tiba-tiba pasokan bandeng seret, tujuh tahun usaha bandeng baru kali ini stock bandeng sedikit sekali, pesen 50 kg kadang cuma dikirim 20 kg, keheranan saya juga di amini Pak Haji, sejak awal tahun baru dia bilang pasokan ikan memang berkurang dratis, harganya pun pindah.

Baru kali ini kata dia selama puluhan tahun jualan ikan, harga naik pasokan seret, biasanya barang naik pasokan lancar, sekarang sangat parah harga pindah barang langka, hal ini sudah mulai terjadi sejak awal tahun baru hingga sekarang, berarti sudah dua bulan.

Secara otomatis omzet pak Haji Abu menurun dratis, bisa mencapai penurunan 40-50 persen, akibatnya dia mem PHK karyawannya, pekerjaan banyak di handlenya mulai menyikin ikan sampai mengantar.

Ketika saya tanya kalau nurun gini gimana pak haji? Ya terima dengan sabar, wong saya juga tadinya kuli, lalu berceritalah pak haji tahun ini terpaksa baru pindah rumah, karena rumah yg dia tempatin puluhan tahun tidak ada surat tanah, anaknya kehilangan motor akibat dirampas, semua diceritakan dengan senyum.

Kita mah udah biasa jadi kuli kembali jadi kuli lagi mah siap, dagang mah yang penting usaha jalan terus, puasin pelanggan, istiqomah, deket sama Allah, kalau pelanggan butuh ikan dan stock ada saya anterin biar ge kata hujan deres ya kirim.

Jangan berharap sama pemerintah, sekarang lagi sibuk bangun jalan, kita-kita dilupain, semua harga di pasar pada pindah, dia mah sibuk bae ngurusin jalan tol.

Et dah tukang ikan ngomong politik? Sela saya, pak haji ngakak lah biar kita orang kecil, kan juga denger berita, kagak bodoh-bodoh banget kita hehehe.

Ok pak haji semoga sukses, nasib kita sama, harga pindah barang langka, hadapi dengan senyum saja.

Rabu, 21 Februari 2018

Berisik dan Asyik


Kata Bang Haji Rhoma Irama Dunia tanpa musik itu kurang asyik, Dunia ada musik jadi berisik, meminjam ungkapan Raja Dangdut, demokrasi itu seperti musik ; berisik, gaduh dan tidak pernah tenang, tapi ingat tanpa demokrasi dunia sepi dan kurang asyik

Orang yang berkarakter dominan dan otoriter cenderung tidak suka demokrasi karena mekanisme pengambilan keputusan di alam demokraai ribet dan bertele-tele, harus ada kompromi dan power sharing. Soekarno membubarkan Konstituante hasil pemilu pertama yang paling demokratis, karena bertele-tele mengambil keputusan, keluarlah Dekrit Presiden.

Bagi pencinta ketenangan menilai demokrasi itu gaduh, berisik dan sering ribut, maka mereka menjadi terganggu, cenderung acuh dan abai terhadap kehidupan bernegara, apalagi kalau pencinta ketenangan ini sudah mapan secara ekonomi, lebih asyik traveler ketimbang bicara soal politik.

Lalu kalau gaduh apa kita bunuh saja demokrasi? Kehidupan bisa tenang seperti zaman Soeharto, ekonomi stabil, beras, sembako dan BBM murah, tidak ada saling hujat, fitnah dan ejek di media sosial, hidup sangat harmoni.

Yakin anda mau membunuh demokrasi kembali ke era otoriter? Kita tidak bisa bebas mengkritik, pikiran dibuat seragam, susah mengeluarkan pendapat dan aspirasi, sosmed di kekang, blog dan vlog diawasi, membuat tulisan di sensor, semua urusan dan selera mulai dari musik sampai makanan di kontrol penguasa.

Mau kehidupan bebas tiba-tiba di kekang negara? tidak boleh ini itu untuk menjaga harmoni kehidupan, pikiran dikontrol sedemikian rupa, sehingga kehidupan kita laksana robot yang diatur penguasa, seperti rakyat Korea Utara yang urusan selera cukur rambut juga dikekang.

Sifat alami mahluk hidup itu bebas, dari kebebasan itu muncul inovasi dan kreativitas, inti demokrasi itu kebebasan, maka ketika kebebasan direnggut perlahan tapi pasti sifat alami itu lenyap, di alam demokrasi sebuah organisasi yang anti demokrasi seperti HTI bisa hidup, di alam demokrasi musik yang disebut cengeng ala Betaria Sonata waktu zaman Orba dan musik ngakngok ala Koes Plus di zaman Orla bebas di putar

Jadi laksana burung dalam sangkar atau binatang yang terkukung di kebon binatang, bisa hidup nikmat dan tenang, semua kebutuhan di cukupi tapi kebebasan di batasi, maka sang hewan akan mati naluri berburu alamiah, karena tidak terbiasa hidup di alam liar yang butuh persaingan dan kerja keras, itulah gambaran hidup tanpa demokrasi yang kurang asyik, saya sih ogah hidup harmoni tapi kebebasan dikekang.

Harus dicatat pula, tidak ada hidup harmoni tapi tidak berisik, bagaimana mungkin menyatukan pemikiran dan pendapat 250 juta dalam membangun negeri ini tanpa ada perbedaan pendapat terus tidak berisik?

Maka mereka yang bermimpi Sosmed sepi dari pembicaraan politik - politik itu salah satu bagian utama demokrasi - adalah pemimpi ulung yang sebaiknya hidup di zaman old, Sosmed itu instrumen rakyat mengeluarkan uneg-uneg yang murah meriah lewat sosmed semua aspirasi rakyat tertuang, ketika aspirasi rakyat itu sama, penguasa akan tertekan dan suka tidak suka mereka pada akhirnya mau merubah kebijakan lewat tekanan massa di sosmed.

Mari biasakan hidup di alam demokrasi yang berisik dan gaduh, sosmed yang berisik, anggota DPR yang omdo, pemerintah sotoy, rakyat yang terkadang lucu dalam berargumentasi, hidup tanpa demokrasi kurang asyik, seperti dunia tanpa musik sepi, dan anda yang pengen harmoni tanpa berisik tinggalkan sosmed.

Sruput teh manis ah

Jumat, 09 Februari 2018

Kekeh

Saya tidak tahu kata kekeh dari bahasa apa, yang saya tahu kekeh itu berarti orang yang memiliki tekad kuat dalam menggapai tujuan atau mimpi, dalam bisnis sikap kekeh itu penting, ketika mulai usaha biasanya banyak halangan dan rintangan menghadang, kalau mudah menyerah, tidak tahan banting maka akan jadi orang kalah, tergilas oleh persaingan bisnis.

Film Bunda Kisah Cinta 2 Kodi menggambarkan sekelumit kisah kekehnya seorang pengusaha perempuan bernama Kertika dalam menggapai impian, diawal film bunda Tika mempunyai problem utama tentang kesetian suami yang terpaksa harus berpisah karena ibunya menginginkan suaminya membagi cinta pada wanita lain, disisi lain bunda Tika punya obsesi kuat menyekolahkan anaknya keluar negeri, karena keinginan dirinya ingin sekolah keluar negeri dilarang orang tuanya, bunda Tika juga digambarkan sangat peduli pada tetangga yang kesusahan karena tidak punya pekerjaan.

Pergumulan antara kekecewaan pada suami, obsesi tentang kuliah di luar negeri dan jiwa sosial yang tinggi ditambah problem hubungan dengan suami dan anak menjadikan film ini menarik untuk ditonton, seorang perempuan harus menyelesaikan masalah secara bertubi-tubi ditengah upaya sedang memulai dan mengembangkan bisnis sungguh perjuangan maha berat.

Menyerahkah Tika dengan semua masalah? Jawabnya tidak, Tika kekeh melawan semua masalah dengan tegar, walau terkadang harus menghadapi keputus asaan, emosi dan perfeksonis dalam mendidik anak dengan keras karena nilainya tidak seperti yang diharapkan, tika mencoba melewati semua.

Namun pada puncak pergumulan Tika nyaris menyerah, untuk apa semua bisnis yang dia bangun, kalau keluarga berantakan? disaat itulah Tika menyadari akan arti keluarga, kehadiran anak dan suami dalam bisnis teramat penting sikap tegas dan terkesan "angkuh" yang selama ini dilakukan pada suami di turunkan sehingga pada akhirnya mereka kembali berkumpul dengan kesadaran baru.

Pergumulan perempuan antara pilihan karir dan keluarga memang problem klasik yang sulit terurai, temasuk juga dalan bisnis, kesibukan tinggi seorang perempuan yang secara kodrati harus mengurus anak dan suami, mengakibatkan mereka harus mengatur keseimbangan membagi waktu, terfokus pada karir dengan mengabaikan waktu untuk keluarga bisa mengakibatkan kurang harmonisnya hubungan keluarga, namun disisi lain bisnis butuh konsentrasi penuh dan terkadang sangat menyita waktu.

Kemampuan menangkap peluang bisnis dengan intiusi digambarkan dengan lugas, ketika Tika melihat mesin jahit konveksi menganggur, disaat dia dan suami baru saja mengambil tabungan untuk melunasi separuh hutang yang menumpuk, Tika memesan Baju sebanyak dua kodi hasil rancangannya, padahal dia belum punya rencana apapun dengan baju itu, dia hanya teringat sama tetangganya yang butuh pekerjaan, dalam benak Tika hanya satu hal menciptakan peluang kerja buat tetangganya dengan baju hasil rancangannya, yang pada akhirnya baju itu pun tidak laku karena jahitannya jelek.

Tika belajar dari kesalahan pertama, bahwa baju pesananan Dua Kodinya itu punya sisi lemah jahitanya kurang bagus lalu ada ide dari tetangganya kenapa tidak bikin sendiri? Nah lagi-lagi tantangan datang mesin jahit cuma satu, tidak bisa jahit jigjag dan obras, solusi datang dari tetangganya yg punya suami tukang jahit keliling, disini kita diajarkan bahwa dalam bisnis kolaborasi itu penting dan tetangga adalah salah satu mitra kolaborasi yang hebat.

Jangan pernah melepas peluang di depan mata, ketika Tika saat menawarkan produk di tantang untuk membuat baju seribu potong dalam satu minggu, sejenak dia ragu, namun sepersekian detik kemudian Tika menyanggupi tantangan itu, suaminya yang melihat gaya Tika itu kaget, kamu ini kekeh ya, eureka ya kekeh .....jadilah Keke tanpa hurup h menhadi merk produk Bunda Tika, dari Pertama Dua Kodi Keke Busana meraksasa menjadi perusahaan yang terus berkembang pesat menjadi dua generasi kalau perlu puluhan generasi

Film Bunda Cinta 2 Kodi ini layak ditonton buat para pebisnis, pasangan suami istri yang berbisnis dan para perempuan yg sedang berkarir di dunia bisnis, sangat inspiratif, memompa semangat untuk tidak menyerah serta kekeh pada tujuan bisnis, jangan sampai anda tidak nonton, nyesel nantinya