Arsip Blog

Minggu, 19 Agustus 2018

Nikmati Asian Games

Siapa pun presidennya, saat Indonesia terpilih sebagai tuan rumah Asian Games yang dihadiri seluruh Bangsa Asia dan disaksikan seluruh penjuru dunia.

Akan berusaha memberikan penampilan terbaik, jadi sangat wajar kalau tuan rumah akan menata seapik mungkin pentas pembukaan Asia Games.

Wajar juga kalau Presiden RI Bapak Joko Widodo mendapat point telah mempersembahkan pentas kelas dunia, kalau ada gimcik, pencitraan dalam bentuk video presiden bak seorang bintang action datang ke Stadion menggunakan motor ya itu merupakan bentuk promosi asian games yang apik.

Jadi jangan baper dan wafer menyaksikan itu, bahwa Jokowi memanfaatkan itu sebagai bentuk pencitraan atau kampanye itu soal tafsir saja, itulah keuntungan patahana.

Pemilu masih delapan bulan lagi, kita nikmati dulu pentas-pentas olahraga kelas dunia di Jakarta dan palembang.


Kamis, 16 Agustus 2018

Bisnis dan Politik

Sesekali nulis panjang dan serius ah, Menurut teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow, semakin tinggi kemampuan ekonomi seseorang, maka tingkat kebutuhannya berbeda.

Tatkala seorang pebisnis baru merintis usaha, rumah masih ngontrak, pendapatan pas-pasan, kendaraan belum punya, hidup prihatin, maka kebutuhan dasar yang di perlukan hanyalah sandang, pangan dan pangan, itulah kebutuhan dasar yang menurut Maslow disebut kebutuhan fisiologi.


Ketika Keadaan ekonomi semakin meningkat, semua sudah dimiliki, kebutuhan dasar ok, mulailah seseorang menaikan kebutuhannya, menurut Maslow tingkatannya setelah kebutuhan dasar adalah kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan penghargaan.



Hingga puncaknya yaitu kebutuhan aktualisasi diri yaitu suatu kebutuhan untuk membuktikan dan menunjukan dirinya kepada orang lain. Pada tahap ini, seseorang mengembangkan semaksimal mungkin segala potensi yang dimilikinya.


Kebutuhan aktualisasi diri salah satunya bisa berbentuk kekuasaan atau memegang jabatan di pemerintahan, dalam alam demokrasi sekarang ini, kekuasaan bisa di peroleh dengan cara mengikuti kompetisi dalam merebut kekuasaan di legislatif atau eksekutif melalui pemilu.



Jadi menurut Maslow syahwat berkuasa pada dasarnya ada pada setiap orang, terlebih para pebisnis yang biasa memimpin banyak orang, sangat mustahil tidak punya libido politik, cuma mungkin tingkat libidonya bertingkat dari yang kecil sampai yang besar.



Maka tidak heran saat ini banyak pebisnis yang terjun ke politik, mulai dari Presiden Jokowi, Ketua DPR Bangsoet, Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno, hingga di negeri Uncle Sam seperti Trump adalah contoh pebisnis yang terjun ke politik.



Mereka sudah sampai pada tahapan aktualusasi diri, kebutuhan hidupnya sudah tercukupi, mapan, tanpa tergantung dengan pihak lain, tak heran kalau Sandiaga Uno berani tidak mengambil gajinya sebagai Wakil Gubernur untuk disumbangkan ke pihak lain, gaji Wagub itu mah kecil.



Bisa jadi cepat atau lambat seorang pebisnis dalam rangka memenuhi kebutuhan aktualisasi dirinya terjun kedunia politik, caranya bisa merintis karir politik seiring sejalan dengan pertumbuhan bisnis atau menggerakan bisnisnya dulu ketika sudah mapan baru terjun ke dunia politik.



Jadi bisnis dan politik pada dasarnya bisa seiring sejalan atau bisa menjadi batu loncatan merebut kekuasaan manakala bisnis sudah mapan.



Nah kalau sekarang ada pebisnis yang menjauhi politik, bukan berarti suatu saat dia tidak terjun kepolitik, bisa jadi dia memperkuat dulu struktur bisnisnya ketika sudah mapan ikutan berpolitik atau mungkin saat ini masih takut-takut untuk berpolitik karena bisnisnya sedang bersentuhan dengan kekuasaan sehingga riweh menunjukan jati diri



Seperti Sandiaga Uno, dari dulu tidak terdengar kiprahnya di politik, pada akhirnya terjun di politik, ikut kompetisi di DKI akhirnya menang dan menjabat Wakil Gubernur DKI Jakarta.



Kini Sandi menaikan level kekuasaan dari Wakil Gubernur ke Wakil Presiden, bagi politisi kelas teri, melepas kekuasaan yg sudah dipegang baru sesaat, terus mundur untuk menaikan level akan sangat sulit dilakukan.



Namun bagi seorang Sandi teramat mudah melepas kekuasaan yang sudah di genggamnya dengan susah payah, untuk menaikan level ke lebih tinggi, sama persis dengan Jokowi melepas Jabatan bergengsi Gubernur DKI untuk menjadi presiden.



Itulah kelebihan tipologi pemimpin berlatar belakang bisnis berani membuat keputusan besar untuk kepentingan yang lebih besar, mereka berani berjudi dengan nasib untuk mengejar cita-cita yang jauh lebih tinggi.



Kalau anda pebisnis sukses, sampai hari ini belum terjun ke politik, berarti menurut Maslow tahapan kebutuhan anda masih level rendah, belum sampai level puncak Aktualisasi diri seperti Sandiaga Uno hehehe

Bravo Mas Sandi
semoga cita-citanya tercapai

Rabu, 15 Agustus 2018

Kapan Memulai Bisnis?

Tadi pagi saat di cfd saya kedatangan tamu seorang bapak, ingin gabung ke umkm mamin, umurnya sudah lebih dari 55 tahun, pensiunan sebuah bank di Jakarta, baru mulai bisnis membuat Risol beku, saya ngobrol panjang lebar dengan bapak ini, yang intinya punya keinginan gabung dengan komunitas yang saya pimpin dan ingin belajar.

Salut dengan keinginan Bapak ini, di usia pensiun masih semangat membuka usaha da belajar, teringat saya dengan kisah Harland David Sanders lebih dikenal dengan sebutan Kolonel Sardes merupakan seorang pebisnis berkebangsaan Amerika Serikat yang ikut mendirikan Kentucky Fried Chicken. Dia mulai aktif berbisnis ketika usia sudah Sepuh, pada akhirnya bisa sukses

Menjadi pebisnis memang tidak diperlukan syarat khusus, asal punya nyali dan keberanian untuk memulai bisa langsung jalan, tidak perlu syarat usia, ijazah atau keahlian tertentu seperti seorang karyawan, karenanya menjadi pebisnis tidak perlu birokrasi dan test yang melelahkan, tidak ada atasan, anda bosnya sekaligus karyawannya.

Jadi tidak perlu ragu jadi pebisnis walaupun usia sudah sepuh. Justru di usian sepuh dengan bekal pengalaman hidup, akan menjadikan bisnis anda bermakna, lebih memahami nilai-nilai etika, sehingga bisnis bukan hanya sekedar cari uang, bisnis adalah ibadah dalam mengisi hari tua.

Kapan sebaiknya mulai berbisnis? Kapan pun dan usia berapapun pasti bisa, ayo berbisnis.

Jumat, 10 Agustus 2018

ULAMA VS ULAMA


Sewaktu ILC mengundang Din Syamsudin membahas kasus Ahok bersama dengan Buya Syafii Maarif, Din Menolak dengan tegas.

Din Syamsudin menyatakan tidak mau hadir di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) karena tidak mau berhadapan dengan mantan ketua umum Muhammadiyah lainnya Syafi'i Ma'arif.

"Karena tidak ingin menunjukkan perpecahan Muhammadiyah di publik, karena menurut saya Ahok melakukan penistaan agama," pesan Din yang dibacakan Karni Ilyas di acara ILC di
TVOne , Selasa (8/11).

Bersyukur Prabowo tidak memilih Ulama sebagai Wapresnya, Seperti Din Samsudin, Prabowo punya pemikiran jika wakilnya Ulama bisa menimbulkan perpecahan umat, Ulama versus Ulama, selamat lah ummat ini dari perpecahan.

Hikmah lainnya Jokowi berhitung terhadap Umat Islam, dia sadar Umat Islam patut dirangkul dan diakomodir bukan di pinggirkan, maka seorang Ulama yang sangat di hormati di jadikan pendampingnya.

Kredit Point patut diberikan kepada Habib Riziek Sihab, karena telah berani menegur Jokowi dengan cara tegas proses hukum penista Quran, ummat patuh dibelakang habib riziek dengan bergerak di 212.

Tanpa HRS tidak akan Jokowi berpaling ke Ummat Islam dengan merangkul ulama sebagai wakilnya, Jokowi sadar se sadarnya tanpa dukungan umat islam, dua periode yang di impikannya sulit tercapai.

Nah buat mereka yang selama ini teriak jangan bawa agama dalam politik, jangan bawa isu sara, masjid bebas dari politik, ulama jangan ikut-ikutan berpolitik, rubah segera sudut pandang anda, wong Pak De mu merangkul tokoh agama sebagai wakilnya, apa sampean musti bilang Pak De mu bermain SARA?

Saran saya sih isu agama di pakai saja buat menangin Pak De, di legal formalkan gitu, sayang kalau isu agama di buang, lah wong pendamping Pak De ulama mumpuni, suara bisa hilang kalau isu agama dibuang.