Arsip Blog

Minggu, 31 Desember 2017

Muhasabah Bisnis 2017



Seharian ini saya mengevaluasi bisnis Bandeng Rorod di tahun 2017, dari volume produksi yang tercatat, terjadi penurunan, otomatis terjadi penurunan omzet dan juga laba, namun dari sisi lain saya masih menuai "untung"

Sebagai contoh, sedari awal saya berkomitmen bisnis punya legalitas komplit, usaha keras saya lakukan untuk mencapai itu, meski butuh waktu lama dan biaya besar, nah tahun 2017 ini saya mendapat kado istimewa, keluarnya Sertifikat Merk Bandeng Rorod dari Dirjen HKI Kemenkumham Januari 2017 dan Ijin Edar Olahan Pangan dari BPOM Juni 2017, kedua legalitas ini teramat penting untuk kemajuan bisnis saya kedepan.

Merk merupakan indentitas produk sekaligus visi bisnis kedepan, semenjak memulai bisnis saya memegang teguh visi bisnis menjadikan produk saya Bandeng Rorod sebagai oleh-oleh khas Bekasi yang mendunia, segala daya dan upaya saya arahkan, waktu, tenaga dan pikirin untuk memajukan bisnis ini, keluarnya Sertifikat Merk merupakan pengakuan dari negara bahwa merk Bandeng Rorod Menjadi Hak Ekslusif saya, tidak boleh pihak lain meniru, menjiplak apalagi memalsukan merk Bandeng Rorod.

Ijin edar MD dari BPOM merupakan sebuah pengakuan bahwa produk saya memang memenuhi standar mutu hygenis, kesehatan, kebersihan sesuai standar BPOM, beberapa kali produk saya di uji lab, selalu lolos standar mutu yang ditetapkan, ini menunjukan konsistensi produk saya yang di produksi secara berkesinambungan dengan alur produk bagus dan tepat.

Kok menurun? Ya biasa lah bisnis itu turun naik, tahun ini meski tidak diakui pemerintah terjadi penurunan ekonomi, faktanya banyak perusahaan yang tutup gerai, memangkas karyawan sampai bangkrut, itu hal biasa bahkan bagi seorang pebisnis sangat biasa, hiburannya penurunan bisnis saya tidak sendirian, banyak kok yang bilang terjadi trend penurunan bisnis di tahun 2017

Meski secara produksi menurun, Allah tetap memberi ruang rejeki dari sumber tidak terduga, tetiba saya dimasukan menjadi binaan Balai Perikanan KKP lalu mendapat fasilitas free kemasan produk, ada proyek pelatihan dari Dinas Pemuda Olahraga yang cukup buat beli sarana tambahan, diminta ngisi beberapa pelatihan dengan barter jualan Bandeng Rorod, ada juga yang nitip amplop sebagai pembicara pelatihan wkkk.

Paling fenomenal disuruh jadi pembicara di BPOM, diminta testimoni tentang pengalaman mengurus ijin edar ke pegawai Balai POM seluruh Indonesia, dulu waktu pendampingan BPOM rada ngeri menghadapi penilaian dari Balai POM Bandung, gregetan dan gondok, nah pas jadi pembicara dikeluarin tuh semua unek-unek ke pegawai balai, termasuk balai POM Bandung, ujungnya tetep dianggap sebagai pembicara dan ada honor hehehe.

Terakhir saya ditunjuk sebagai Pendamping Wirausaha Baru (WUB) oleh Dinas Industri dan Perdagangan Propinsi Jawa Barat atas rekomendasi Dinas Indah Kota Bekasi, alhamdulillah kiprah saya sebagai Ketua UMKM  Mamin Kota Bekasi, terdata dan terlacak oleh pihak Dinas Kota, hubungan baik yang terjalin selama ini merekomendasikan saya untuk berkiprah di Jawa Barat, bertemulah saya dengan para pendamping seluruh Kota/Kabupaten se Jawa Barat, menambah pertemanan, wawasan dan pengalaman baru, nah karena ini program resmi pemerintah adalah honor pelepas lelah.

Oh ya tahun ini juga saya direkomendasikan sebagai anggota Dewan Ketahanan Pangan dan Dewan Kota Cerdas (DKC), subhanalloh saya bisa berkenalan dengan aparat pemerintah lintas dinas, bisa berinteraksi dengan beragam komunitas di Bekasi, mulai dari profesional, akademisi sampai pelaku bisnis dari Kadin, Dekopin, Iwapi, Apji, dll. Lagi-lagi kiprah sebagai penggiat UKM menghantarkan saya berkenalan dengan banyak orang lintas komunitas.

Sebagai penutup rejeki itu bukan hanya di dapat lewat penjualan produk saja, sebagai pebisnis kita tidak mesti berpikir bisnis orientid, bisnis harus di imbangi dengan kiprah sosial dan spiritual, dengan aktiv berbagi pengalaman dan pengetahuan di masyarakat, bisa lewat komunitas atau organisasi kemasyarakatan, ketika kiprah kita terekam jelas, maka Allah menyeimbangkan rejeki kita, tidak hanya dari jualan, kiprah kita di kegiatan sosial pun menjadi lahan rejeki tambahan.
Rejeki yang paling nikmat dan tidak bisa diukur dengan materi adalah si cantik yang setia, menemani melewati hari-hari penuh perjuangan membesarkan usaha dan membesarkan dua buah hati bersama, kedua putra dan putri sudah mendekati dewasa, alhamdulillah selalu diberi kesehatan.

Tahun 2018 segera kita lewati, mudah-mudahan di tahun ini, ekonomi membaik, bisnis lancar dan kita semua di beri kesehatan untuk menjemput rejeki Allah, demikian muhasabah Bisnis saya.
Bekasi 31 Desember 2017
Jelang Pergantian Tahun 2018

Sabtu, 30 Desember 2017

Pedagang Kecil Mandiri (PKM)


Apa itu Pedagang Kaki Lima (PKL) mari kita kutip definisinya di Wikipedia, Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang melakukan kegiatan komersial di atas daerah milik jalan (DMJ/trotoar) yang (seharusnya) diperuntukkan untuk pejalan kaki (pedestrian ).

Bagi penguasa sebuah Kota PKL tidak lebih dari musuh nyata, PKL sering memanfaatkan jalan dan trotoar sebagai tempat berdagang, menimbulkan kekumuhan, kemacetan, merusak pemandangan kota dan harus di singkirkan, paradigma berpikir penguasa kota tetap saja primitif bukannya melokalisir, menata dan membina PKL, mereka berpikir instan PKL harus di tertibkan.

Satpol PP sebagai aparat terdepan menjadi petugas utama melakukan penertiban, maka ketika penertiban terjadi seringkali kita melihat sebuah tragedi kemanusian, barang di rampas, PKL ditendang, sampai gerobak diangkut, PKL menangis meraung-raung, Satpol PP menunjukan watak arogan.

Ada yang bersorak girang ketika PKL ditertibkan, bahkan ketika Anies-Sandi menata PKL di Tanah Abang beramai-ramai dihujat, semua bekoar melanggar UU, ajaibnya ketika Reklamasi dan Meikarta dibangun melenggang bebas tanpa peduli UU - Dedy Mizwar bilang Meikarta seperti negara dalam negara - dengan melanggar berbagai undang-undang, ratusan pertokoan dan rumah berdiri tanpa IMB, Amdal yang ngawur, mereka semua mingkem, mereka seakan lebih bangga pada aseng yg melanggar hukum, ketimbang Gubernur yang peduli pada rakyat kecil memberi secuil tempat berdagang dengan menghujat sebagai pelanggar UU.

Ahmad Dani pernah bilang secara sarkasme tentang PKL “Kita menoleransi keberadaan pedagang kaki lima yang ngembat badan jalan karena butuh makan murah,” kata Dhani. Strike two!"
Dhani Benar banget tengok di gedung-gedung jangkung di perkantoran ibukota, mereka yang kelas menengah, berdasi dan bergaji tinggi, rela makan dipinggir jalan yang kumuh dan jorok, hanya ingin mencari makanan murah dan terjangkau.

Jangankan di gedung jangkung, mereka yang berlibur di hotel berbintang, menggunakan mobil mewah, emoh makan di hotel, paling untuk sarapan gratis yg disediakan hotel mereka mau makan, selebihnya mereka pasti lebih suka beli di kaki lima ketimbang di hotel, untuk seporsi nasi goreng di hotel bisa mencapai 50 ribu, di kaki lima hanya 20 ribu.

Mana mau mereka berlibur sambil ngajak pembantu dan sopir makan nasi goreng seporsi 50 ribu? Jadi mereka yang teriak musnahkan PKL susungguhnya munafik karena mereka juga butuh PKL untuk menghemat biaya makan.

Maka ketika Anies-Sandi merubah PKL menjadi Pedagang Kecil Mandiri (PKM) teramat tepat, PKL itu sesungguhnya pebisnis sejati mereka modal mandiri, tiada kucuran dana pinjaman dari pemerintah apalagi dapat pinjaman BLBI, mereka tidak pernah merengek pada pemerintah untuk dikasih fasilitas ini itu - sementara pengusaha besar rajin mengeluh, minta insentif pemotongan pajak (bahkan di beri ampunan pajak), kemudahan regulasi sampai menekan UMR. Tidak ada ceritanya PKL itu kolusi pada penguasa, apalagi membawa lari duit BLBI, yang ada mereka lari-lari dikejar satpol PP.

Satu-satunya kesalahan PKM itu hanya berdagang bukan pada tempatnya, itupun terjadi karena ketiadaan modal dan minim akses ke perijinan, kalaulah pemerintah lebih peduli, memberikan akses tempat, permodalan dan perijinan yakin PKM akan berkembang pesat.

Maka kepedulian penguasa teramat di perlukan untuk membina para PKM, kepedulian itu di tunjukan secara simultan bukan live service, bukan pencitraan apalagi buat modal terpilih lagi di periode betikutnya, keberpihakan Anies-Sandi patut di apresiasi, meski belum sempurna tapi setidaknya pada sikap dan kebijakan telah ditunjukan, hasilnya bagaimana? Waktu yang akan membuktikan.

Selasa, 26 Desember 2017

Cerai


Sesekali ngebahas gosip ah, kata wartawan infotaiment gosip itu adalah fakta yang tertunda, sebelum fakta terbuka, biasanya dimulai dari bisik-bisik tetangga, lalu membesar dan akhirnya fakta terungkap menjadi kebenaran.

Kisah perceraian rumah tangga publik figure mulai dari artis, politisi, pejabat sampai ustadz selalu menarik jadi bahan berita infotaiment, gosip berita tidak akan lengkap tanpa bumbu, maka dicarilah kabar mengapa terjadi perceraian, nara sumber diburu untuk kasus cerai jadi ramai, mulai dari teman dekat, tetangga, psikolog sampai asisten rumah tangga diwawancarai, masyarakat pun ikutan ngegosip perceraian si anu, dengan sudut pandang masing-masing jadilah heboh.

saya tidak akan membahas kenapa bisa terjadi cerai, namun yang harus di kaji dampak dari perceraian, cerai itu perbuatan halal yang di benci Allah, dibenci manusia saja tidak bisa tidur apalagi di benci Allah, Nauzubillah minzalik, ada sejuta alasan untuk bercerai, mulai dari selingkuh kdrt, tidak lagi ada kecocokan, di duakan dll.

Siapa korban pertama perceraian? Anak adalah korban pertama, mereka akan bingung ketika bapak ibu berpisah, apalagi perpisahan itu didahului pertengkaran yang saling menyakitkan, antara sayang ibu dan bapak, bisa jadi seorang anak terbelah kepribadiannya.

Sebaiknya memang cerai di hindari, caranya ya dengan merawat perkawinan, menghindari perselisihan, membuat perbedaan menjadi sebuah bumbu dalam melanggengkan mahligai rumah tangga.

Susah? Tidak juga kalau diantara suami istri menghilangkan ego masing-masing, pandai berkomunitasi, banyak contoh mereka yang mampu mempertahankan rumah tangga sampai kakek-nenek, hanya maut yang memisahkan mereka.

Tapi kalau susah didamaikan, terlanjur tersakiti, ya apa boleh buat cerai, satu hal yang harus kita pahami cerai itu domain privat bukan publik, jadi tidaklah tepat membahas masalah privat ke ranah publik, jadi sikap kita terhadap sebuah perceraian ya no coment lah, cukup dalam hati comentnya. Sikap terbaik ya mendoakan semoga diberi jalan keluar terbaik.

Hal lain yg juga wajib di mengerti, cerai itu bisa melanda siapa saja dari masyarakat biasa, ustadz yang mumpuni agama, sampai pemimpin yang dipandang pengagumnya setengah dewa, cerai hal yang manusiawi, karena dunia ini tidak ada yang sempurna, tiada gading yang tak retak.

Jadi jangan baper jika tokoh panutan dan pujaan hati anda nampak luar digambarkan media sangat sempurna, cinta istri dan anak, tampil mesra di depan publik, tiba-tiba retak rumah tangganya ah itu peristiwa biasa.

Menjadi luar biasa karena media terlanjur menggambarkan sang tokoh manusia maha sempurna, lalu terjadi pemujaan berlebihan, ketika retak rumah tangga sang tokoh, pemujanya menjadi baper, kaget, tidak bisa tidur terus hilang kewarasan lalu bikin pembelan dengan argumen lucu, katanya dia menceraikan sang istri karena saking cintanya.

Cinta kok istri dicerai walah ngawur.

Senin, 25 Desember 2017

Ngelapak (bagian 1)


Anies mencoba menata Tanah Abang dengan mengakomodir pedagang berjualan dijalan, kebijakan itu ditanggapi sinis lawannya,mereka nyinyir dengan memberi label macam-macam : jalan kok di pakai jualan, itu melanggar uu lalulintas, Anies jangan tersandera janji kampanye.

Bahkan ada yang nulis status dengan nada sinis abis
Jualan itu DIPASAR!!!!
Bukan dijalanan
Jalanan itu utk lalu lintas umum
Trotoar itu utk pejalan kaki
Moga otak gw ga mengkereeeeet dengan keanehan"

Seorang Couch yang memang dari sononya pendukung kelompok sebelah menulis panjang x lebar sama dengan luas tentang ini, diakhir tulisan Couch itu seperti kehilangan akal sehat dengan menulis kebijakan populis seperti gerombolan preman.

Benarkah kebijakan Anies salah karena menjadikan jalan sebagai tempat jualan? Mari kita cek kebijakan beberapa kepala daerah, di tempat saya Kota Bekasi di kawasan Pasar Baru hampir setiap malam pedagang diakomodir jualan ditrotoar dan jalan di malam hari, pagi harinya sebelum jam 06 mereka wajib merapikan barangnya, bahkan Jalan Moh. Yamin dari depan pasar Baru sampai rel kereta Api tertutup permanen di pakai para pedagang.

Ada kawasan kuliner kota Bekasi ditempatkan di sisi jalan secara permanen, pada malam hari separuh jalan di pakai untuk tempat makan, jaraknya hanya 100 meter dari jalan utama Kota Bekasi Jl. Ahmad Yani, apakah Walikota Bekasi Melanggar Aturan ?

Setiap minggu jalan di arena cfd di Jakarta dan Bekasi dan seluruh jota-kota besar di Indonesia ditutup untuk program langit biru cfd, banyak pejalan kaki memanfaatkan jalan raya dan para pedagang juga ikut jualan disana, apakah melanggar hukum?

Kalau anda jalan-jalan ke Yogya di jalan utama Malioboro, pedagang besar, pedagang kecil, kuliner lesehan, becak, sampai dokar bisa harmonis bersatu mengais rejeki, mereka mrmanfaatkan trotoar dan jalan untuk lesehan, apa pemerintahan Jogya Melanggar Hukum?

Bahkan dulu pernah kejadian, salah satu jalan di Jakarta di tutup bertahun-tahun oleh Kedutaan Inggris, tidak ribut tuh, seperti sekarang, apakah Pemkot Jakarta di masa lalu tidak melanggar hukum dengan melakukan pembiayaran?

Jadi jangan dibikin alasan macem-macem untuk menyinyirin gubernur baru, kritik silahkan, tapi mbok ya biasa saja kritiknya jangan sampai melambai seperti lgbt, kalau program itu gagal ya berarti memang kurang pas.

Gubernur dulu juga punya program memidahkan PKL ke Blok G Tanah Abang, setelah di puji setinggi langit oleh media, konon kabarnya pemindahan itu sukses, faktanya gagal juga, Blok G tetep sepi tuh dan pedagang banyak ngeluh.
http://megapolitan.kompas.com/…/pasar.blok.g.tanah.abang.ma….

Jadi kebijakan memanfaatkan jalan sebagai penampungan PKL itu bukan hanya di lakukan Gubernur DKI, pemda lain juga melakukan, bukan berarti mereka melanggar hukum, mereka membuat kebijakan diskersi buat mengakomodir rakyatnya, kalau jalan di tutup permanen bolehlah dianggap melanggar, lah ini jalan kan ditutup sementara pada jam tertenju saja. Nyinyir boleh, otak di warasin dulu lah.
(Tamat).

Minggu, 24 Desember 2017

Ngelapak (bagian 1)


Pernah kah anda berjualan ngelapak di pinggir jalan? Saya pernah bahkan sampai hari ini saya bersama-sama teman UKM Mamin, ngelapak bersama di CFB Bekasi setiap minggu, banyak suka duka yang saya alami, salah satu dukanya, ketika suatu hari tanpa pemberitahuan lapak kami di gusur, alasannya karena pedagang menganggu pengunjung yang datang di cfd.

Nah saat itu kebetulan Walikota Bekasi beserta aparat sedang olahraga di lokasi cfd, langsung saya datangi, protes di hadapan Walikota.

"Kenapa lapak kami di gusur pak" tanya saya
"Kamu siapa?" Tanya walikota
"Saya Ketua UMKM mamin kota Bekasi, saya UKM Binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bejasi kami dagang di cfd atas ijin kepala dinas" kata saya menjelaskan.

Kemudian saya debat panjang sama Walikota, ujungngya saya diarahkan ketemu Kadis Indag untuk diatur ulang, jadilah saya dan teman-teman punya lapak tetap, atas kebijakan Walikota lapak pedagang cfd diatur ulang dengan tidak menganggu pengunjung cfd

Ketika Anies menata kawasan Tanah Abang, dia memberi ruang lebih para pelapak pedagang PKL, pelapak yang tadinya dianggap sampah, diusir dan disita barangnya, kini dimanusiawikan dengan memberi tempat yang layak dengan mengorbankan sebagian jalan untuk mereka dengan waktu terbatas pukul 08.00 - 16.00.

Sebagai sesama pelapak, Saya menyambut positif kebijakan itu, merupakan bagian dari upaya memanusiawikan para PKL, mereka rakyat Indonesia juga, mereka berhak mendapat fasilitas negara, kenapa para penunggak pajak di beri subsidi negara dalam bentuk bonus amnesti pajak, pedagang kaki lima tidak berhak dapat juga subsidi?

dulu ketika para konglomerat di beri kebebasan membuat bank, beramai-ramai mereka mendirikan bank, sayangnya duit simpanan masyarakat tidak di kelola dengan baik di bank mereka, di pakai dan dipinjamkan untuk usaha sendiri, ketika krismon terjadi bank kolaps, mereka tidak mampu membayar duit nasabah yang rush, akhirnya mereka di bantu pemerintah dalam bentuk BLBI, mereka dikasih pinjaman ratusan trilyun dengan jaminan aset mereka.

Namun asset yang di jaminkan ada yang bodong, teganya uang pinjaman BLBI pun diselewengkan, ada diantara mereka yang kabur keluar negeri meninggalkan tanggung jawab dan membobol uang negara. Akibat ulah mereka sampai hari ini seluruh Rakyat Indonesia harus menanggung kerugian mereka dalam bentuk bunga BLBI yang jumlahnya ratusan milyar.

Anies mencoba memberi setitik uang negara untuk mengakomodir mereka, memberi mereka fasilitas dengan biaya murah, 400 orang pedagang di akomodir untuk berjualan, lah di kecam dan diberi label macem-macem.

Loe tuh pada diem bae ketika uang negara di jarah pengusaha hitam, Pemda DKI cuma sekedar ngasil fasilitas kecil buat pedagang kecil diributin. Loe pada waras?
(bersambung)

Sabtu, 23 Desember 2017

Ngelapak (bagian 1)

Sejak 2011 saya sudah merintis Kuliner Khas bekasi, bermula dari rumah makan, lalu saya fokus menciptakan Bandeng Rorod Oleh-Oleh Khas Bekasi, Alhamdulillah Bandeng Rorod kini sudah menyebar lewat ratusan reseler di seluruh Jabodetabek.

Dirumah saya ada outlet khusus jualan Bandeng Rorod, banyak orang dari berbagai wilayah bekasi dan luar wilayah Bekasi yang datang dan memborong produk saya untuk oleh-oleh pulang kampung, dari apa yang saya tanngkap banyak diantara warga Bekasi yang merindukan adanya toko oleh-oleh khusus Bekasi.

Kemaren liputan TV dari Elshinta kembali di tayang ulang, banyak telepon, wa dan pengunjung dateng ke outlet saya, penyebaran lewat media TV sangat efektif mengenalkan Oleh-oleh Bekasi, sehingga ke depan saya optimis kuliner Bekasi di kenal banyak orang.

Saya sudah mengusulkan adanya toko oleh-oleh khas Bekasi yang menampung produk-produk UKM Bekasi kepada pemkot Bekasi, sayangnya mereka belom merespon dengan baik, Pemkot hanya memberi ruang buat UKM di loby kantor Pemkot untuk gelar produk dan jualan di sana.

Alhamdulillah inisiatif awal saya, direspon banyak teman-teman UKM Bekasi, sehingga dalam bulan ini selang dua hari berturut-turut, kawan saya, anggota UMKM Mamin Kota Bekasi yaitu :

Ivana Buka Toko Oleh-Oleh Bekasi di Rawa Lumbu dan Ibu Ratna Buka Toko Olbek (oleh-oleh Bekasi) di Jl. Sultan Agung Pondok Ungu Bekasi Deket Rumah sakit Ananda.

Kini jika anda ingin menikmati Oleh-oleh Bekasi bisa datang ketempat Saya di Perumnas 3 khusus jual Bandeng Rorod dan variannya, bisa Beli Kue dan Multi produk oleh-oleh Ke toko Ivana dan Olbek (oleh-oleh Bekasi).

Adakah bandeng rorod di toko-toko itu insya allah ada, silahkan kontak nomor mereka yang ingin memperoleh oleh-oleh Bekasi

Bandeng Rorod Perumnas 3
0856 9935 735

Ivana Cakes Rawa Lumbu
081283422384

Olbek Sultan Agung
087780566598 (Ratna)

Gelar Produk Ukm Pemkot Bekasi
081315350765 (Lastri)

Jumat, 22 Desember 2017

Mpok Omah


Nama usaha saya Bandeng Rorod Mpok Omah, Nah arti Mpok Omah itu adalah nama Ibu saya Siti Rohmani, Ibu saya orang Kebayoran Lama Betawi Asli, menikah dengan Bapak Saya orang Betawi Bekasi Asli. Sebagai Orang Betawi karena di tuakan oleh adik-adiknya dan lingkungannya ibu saya biasa di panggil Mpok Omah.

Bandeng Rorod adalah menu utama keluarga saya pada moment-moment istimewa seperti Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha, pada momen itu Ibu saya membuat sajian istimewa seperti ketupat, sayur sambel godok kacang, semur daging, opor ayam dan paling Istimewa Bandeng Rorod.

Proses pembuatan Bandeng Rorod sulit dan rumit, pada waktu itu Ibu saya membuat menggunakan proses manual, mulai merorod dan memisahkan duri dan daging sampai jadi masakan istimewa.

Nah yang paling sulit dan makan waktu dalam proses pembuatannya yaitu memisahkan duri dan daging, bayangkan duri halus bandeng itu jumlahnya sekitar 250/ekor kalau bikin sepuluh ekor saja harus memisahkan daging dengan 2500 duri halus, ruaar biasa.

Hebatnya demi memenuhi kemeriahan hari istimewa ini ibu saya dengan sepenuh hati menyiapkam menu istimewa ini kepada keluarga, meski harus mengerjakan seorang diri dan begadang pada malam hari.

Maka ketika saya mencoba bisnis kuliner, tanpa pikir panjang saya fokus membuat menu istimewa yang dibuat sepenuh jiwa oleh ibu saya Bandeng Rorod, lalu nama usaha, saya lekatkan nama orang teristimewa Mpok Omah, jadilah Bandeng Rorod Mpok Omah Oleh-Oleh Khas Bekasi.

Saya tidak terlalu mampu mengekpresikan rasa sayang terhadap ibu, begitu juga dengan ibu saya, sebagai anak pertama saya terbiasa mandiri, kerja keras dan cenderung abai terhadap sisi romantisme hubungan dengan orang tua, tapi saya meyakini dalam setiap doa disaat sholat, sujud dan tahajjud ibu pasti selalu mendoakan yang terbaik buat anaknya.

Salah satu ekpresi rasa sayang saya terhadap Ibu, adalah dengan mengembagkan warisan kulinernya bandeng rorod menjadi kuliner mendunia dan mengabadikan namanya dalam nama usaha saya Bandeng Rorod Mpok Omah.

Alhamdulillah setelah melalui proses perjuangan panjang dan saya meyakini berkat doa-doa panjang Ibu, Bandeng Rorod kini telah menjadi icon Bekasi Istimewa, telah terjual ratusan ribu ekor, bukan hanya masyarakat Bekasi telah menikmati, seluruh masyatakat Indonesia sudah ada yang pernah mencicipi, Insya Allah Bandeng Rorod bisa menjadi sajian dunia seperti rendang padang yang sudah mendunia.

Itulah dahsystnya pengaruh Ibu pada diri dan usahanya saya, selayaknya seorang Ibu memang harus di istimewakan dalam kehidupan kita, didikan, bimbingan dan doanya akan mengantar kita pada posisi mulia, tidak hanya di hari Ibu seorang Ibu di istimewakan dalam setiap helaan napas kita, Ibu selalu ada
.
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah
Seperti udara... kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas...ibu...ibu

Selamat Hari Ibu

Selasa, 19 Desember 2017

CUMA PUNYA ILMU SETENGAH AYAT


Sebagai penggiat UKM saya beberapa kali ditawarin mengisi seminar bisnis atau sejenisnya, saat menyampaikan materi dengan ilmu ala kadarnya saya selalu memposisikan bukan sebagai ahli, saya hanya sharing pengalaman mengelola bisnis yang pernah saya geluti mulai dari percetakan, pendidikan, kuliner dan pengalaman interaksi dengan teman-teman UKM sekaligus terkadang saya gunakan promo produk he..he..he.

Kata Kanjeng Nabi sampaikan dariku walau satu ayat, maknanya setiap kita walau punya setetes ilmu dan sepotong ayat, tidak dilarang untuk berbagi, malah dianjurkan. Nah ilmu saya masih sedikit, kalah lah sama master-master bisnis yang udah naik kelas dengan omzet milyaran rupiah, jadi agak ngeri juga terkadang saat sharing bisnis dihadapan khalayak.

Anggaplah saya murobbi dhaif yang masih kecil, ngasih liqo bisnis untuk kelas-kelas pemula, yang haus akan pengalaman bisnis, jadi jangan tanya kepada saya rumus-rumus bisnis canggih, metode uptudat atau tata cara ngelola bisnis yang wah, itu ketinggian.

Makanya kalau diminta ngisi yang pesertanya gajah-gaja saya pasti nolak, masih banyak para mastah dan master yang hebat-hebat, cukuplah saya yang kelas kampung, lagi pula isi seminar atau sharing hanyalah kegiatan sampingan bukan utama, bisnis utama saya saat ini ya jadi tukang bandeng.

makanya saya ngakak ketika suatu saat  ada yang nanya polos sama saya "Transpotasi (tarif) bapak berapa sekali manggung?" Wkkkk udah kaya Sahrini dan Ayu Ting-Ting pake pasang tarif.

Intinya sih setiap yang punya pengalaman bisnis bisa sharing ke pemula, bisa isi seminar tanpa syarat ketat seperti dosen atau guru yang kudu bergelar S1, S2 atau S3, tujuannya agar jiwa wirausaha bisa tertanam ke banyak orang, konon kabarnya jika empat persen jumlah penduduk suatu negara berwirausaha, maka negara tersebut masuk kategori negara maju.

Jadi ketika para wirausahawan menularkan virus wirausaha, lalu banyak orang terinspirasi mengikuti jejaknya, itu berarti para wirausahawan telah memberikan sumbangsih memajukan negara.

Saya patut mewaspadai diri sendiri ketika sharing bisnis, karena khawatir menjadi merasa paling pinter atau minteri, padahal ilmu masih cetek, godaan itu memang besar karena menjadi pusat perhatian, seolah hebat bangat, jika duri tidak dimanage dengan baik, bakal merusak bisnis utama, ada banyak kasus mastah tergoda jadi trainer, asyik isi seminar bisnis, ujungnya bisnis utama ditinggal, ngerih kakak....

Quran bilang "tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubah diri", jadi bisnis itu bergantung kepada diri sendiri bukan kepada sabda para mastah, para mastah itu hanya memberi wawasan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan mereka, bukan sabda suci yang harus dituruti dan di taati.

Jadi kalau menjadi pebisnis itu kuncinya action, pengetahuan memanage dan mengelola bisnis itu bisa didapat sambil jalan, bolehlah mendengar atau mempraktekan teori para mastah, tapi inovasi dan kreativitas anda lah yang utama agar bisnis sukses.

Udah gitu aja jangan lupa pesen bandeng rorod, buat oleh-ole pulang kampung di musim liburan, yuk ah kita liburan !

Kamis, 14 Desember 2017

A.M. Fatwa


Saya kenal AM. Fatwa sewaktu masih menjadi oposan Orde Baru, suaranya lembut, gaya bicaranya datar dan kurang menarik, dia bukan type orator ulung macam Rizieq Syihab, dia type pemikir yang lebih banyak menuangkan ide lewat tulisan, banyak buku yang ditulis fatwa, isinya bagus dan menarik.

A.M. Fatwa pernah dihukum penjara 18 tahun gara-gara ikut tanda tangan lembaran putih dalam mensikapi tragedi tanjung priok, pernah menjadi pejabat di pemerintahan provinsi DKI Jakarta dan beliau alumni HMI dan Pelajar Islam Indonesia (PII).

Wikipedia menulis sosok fatwa sbb :
"AM Fatwa telah menjadi ikon perlawanan dan sikap kritis terhadap rezim otoriter Orde Lama dan Orde Baru. Itulah sebabnya sejak muda ia sudah mengalami teror dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh intel-intel kedua rezim otoriter tersebut, hingga keluar masuk rumah sakit dan penjara.

Terakhir ia dihukum penjara 18 tahun (dijalani efektif 9 tahun lalu dapat amnesti) dari tuntutan seumur hidup, karena kasus Lembaran Putih Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 dan khutbah-khutbah politiknya yang kritis terhadap Orde Baru.

Jika diakumulasi, ia menghabiskan waktu selama 12 tahun di balik jeruji besi. Atas segala penyiksaan yang dialami, ia merupakan satu-satunya warga negara yang pernah menuntut Pangkobkamtib di pengadilan.

Di era reformasi sesudah direhabilitasi oleh Presiden B.J. Habibie, Fatwa menjadi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)-RI, pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)-RI, dan menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)-RI"

Di era reformasi Fatwa bergabung dengan PAN, sebuah partai yang didirikan Bapak Reformasi Amien Rais, agak unik buat saya Fatwa gabung di PAN partai nasionalis relegius yang warna keislamannya kurang kental, sebagai salah seorang yg dianggap keislamannya kuat saya berpikir waktu itu Fatwa lebih pas gabung di PBB partai penerus Masyumi.

Fatwa pernah berbenturan keras dengan Sekjen PAN waktu itu Faisal Basri, dalam membangun ideologi PAN dimasa awal, Fatwa yang kental dengan nuansa religius ingin membawa PAN kearah islam dengan kemasan beda, sementara Faisal lebih mengarah PAN tidak ke kanan atau netral agama. Benturan keras dan nyaris membuat PAN terbelah, pada akhirnya Faisal dkk hengkang dari PAN.

Pemilu 2004 Fatwa mencalonkan diri kembali sebagai anggota DPR RI dari Bekasi Dapil Bekasi, saya yang waktu itu menjadi pengurus PAN di Kota Bekasi, membantu Fatwa blusukan mendekati para pemilih, sosok kesederhanaan Fatwa saya rasakan, sebagai seorang pejabat yang waktu itu posisinya menjabat sebagai Wakil Ketua DPR-RI, Fatwa tidak canggung bergaul dengan rakyatnya, ramah dan mudah untuk melayaninya. Sempet menikmati jalan bareng dalam satu mobil dinasnya.

Pagi ini saya mendengar Sdrku AM.Fatwa wafat, saya bersaksi beliau orang baik, orang yang peduli pada rakyatnya, orang yang sangat cinta pada negaranya, orang yang sangat taat pada agamanya.

Selamat jalan Pak Fatwa.

Jumat, 08 Desember 2017

Diskusi


Ada dua modal untuk diskusi logika dan literatur, logika adalah cara berpikir logis, runtut, beraturan dengan argumentasi yang masuk akal. Modal kedua adalah literatur atau bacaan yang bisa menjadi rujukan dalam mempertahankan argumentasi. Literatur bisa menggambarkan seberapa luas, intelektual, wawasan, pengetahuan anda dalam menguasai persoalan, semakin banyak literatur yang anda baca maka semakin paham anda akan sebuah persoalan yang menjadi topik diskusi.

Modal lain diskusi adalah pengalaman berorganisasi, dalam sebuah organisasi yang dinamikanya tinggi, seperti organisasi mahasiswa, ormas atau organisasi politik sebuah keputusan biasanya di bahas dalam sebuah diskusi panjang, melalui debat cerdas dan dinamika bisa saja cenderung keras.

Mereka yang jago diskusi biasanya jam terbang berorganisasinya tinggi, mulai sejak muda sudah terbiasa menghadapi publik, sehingga tidak mudah demam panggung, orang sekelas Cak Nur, Gus Dur, Mahfud MD, Fadli Zon, Fachri Hamzah dll dalam berdiskusi enteng saja mengeluarkan argumen yang sangat logis, runtut dan masuk akal karena jejak rekam mereka memang sudah ok sejak dini.

Tidak heran para singa panggung diskusi disamping pandai bicara juga pandai membuat tulisan bahkan buku-buku berbobot, bacalah tulisan-tulisan Gus Dur, anda akan merasakan bagaimana cerdasnya Gus Dur dalam mensikapi sebuah persoalan dengan sederhana, masuk akal dan terkadang dibumbui humor tingkat tinggi.

Saya tidak terlalu suka dengan gaya bicara provokatif dengan Fachri Hamzah, tapi manakala Fachri sudah berbicara dengan runtut dan logis daya kritis saya menjadi kendor karena apa yang di ungkapkan masuk akal.

Salah satu tokoh yang sangat saya suka dalam menguraikan persoalan dengan sangat memukau adalah Jalaludin Rahmat, salah seorang tokoh Syiah Indonesia, Kang Jalal adalah pembicara hebat dengan talenta sangat baik, tehnik komunikasi massanya sangat bagus, sebagai pakar komunikasi Jalal mampu membumikan sebuah persoalan dengan bahasa yang sangat sederhana dan mudah dipahami.

Ketika tadi malam diskusi ILC seorang bocah ledok Abu Janda dan Deni -sapa tuh gue lupa-, yang jejak rekamnya tidak jelas, cuma bermodal artis medsos, bertemu dengan singa-singa diskusi dan singa-singa podium Fahri Hamzah, Fadli Zon, Ustadz Felix, maka yang terjadi laksana domba dimasukan ke kandang singa, argumentasi janda dan deni sangat rendah, gesturnya tidak meyakinkan, wajahnya seperti ketakutan dan demam panggung, dalam waktu singkat habis tuh argumentasi domba sesat itu dilahap singa-singa podium.

Benarlah kata Roky Gerung jika anda di bully keras gerombolan IQ 200 (dalam satu kolam), maka tertawalah keras-kerasnya, itulah cara menghormati mereka, yuk kita ketawa wkkkkkkk.

Selasa, 05 Desember 2017

Salam Dua Periode


Salam dua periode begitulah yang sedang didengungkan oleh pendukung dan tim sukses tingkat pusat dan kota jelang tahun politik 2018 dan 2019. Ditingkat pusat pastinya memenangkan kembali Jokowi di Pilpres 2019 dan di tingkat Kota Bekasi memenangkan Kembali Bang Pepen di Pilkada Serentak tahap dua di 2018, saya tidak akan bahas 2019 masih jauh, saya akan menulis pilkada Kota Bekasi yg tinggal beberapa bulan lagi.

Buat saya pribadi Pilkada Kota Bekasi itu penting untuk kemajuan kota Bekasi kedepan, lewat kebijakan kepala daerah wajah sebuah kota bisa terlihat dan tertata rapih, lewat kebijakan kepala daerah kesejahteraan dan keadilan bisa terwujud, kepala daerah merupakan garda depan dalam menstimulus kemajuan rakyatnya.

Lalu apa sih yg saya harapkan untuk pemimpin Bekasi kedepan? Yang pasti pertama wajib muslim, ah sara tuh ! Lah suka-suka gue dong, kalau kafir ogah gue milih. Kedua tentu kudu sopan dan welas asih sama warganya jangan seperti si mantan pemimpin tetangga sebelah yg hoby ngeluarin kata-kata kotor.

Sebagai penggiat ukm, saya merindukan pemimpin yg punya program dan kepedulian tinggi pada ukm, di tingkat Propinsi, Gubernur Jawa Barat punya program unggulan Wira Usaha Baru (WUB) kini sudah lebih 100 ribu warga Jabar ikut program ini, sementara Tetangga sebelah gubernur baru Anies-Sandi punya program unggulan Ok Oc untuk peningkatan kapasitas UKM terus Kota Bekasi apa program unggulan untuk UKM nya?

Bekasi dijuluki kota jasa dan perdagangan, maknanya Bekasi kota bisnis, maka ketika bisnis dijadikan magnit sebagai icon, selayaknya UKM diberi peran lebih dengan pemberdayaan nyata dan kongkrit.

Nah kita menunggu nih program apa lima tahun kedepan para balon walikota untuk UKM, mau dibawa kemana UKM? Dijadikan apa UKM? Sudahkah para UKM di beri kiprah jelas dalam derasnya pembangunan Kota Bekasi? Jangan ampe UKM tergerus di kampung dewek dikalahkan oleh para kapital besar yang sudah menanamkan invest di kota bekasi.

Mal, hotel, pusat keramaian, perkantoran berdiri megah di Kota Bekasi, apakah produk UKM bisa masuk kesana, lewat regulasi Pemkot? Atau lebih pastinya apakah Pemkot dalam memenuhi sarana kebutuhannya mulai dari atk, makanan dan minuman didapat dari membeli produk-produk UKM? Semisal konon anggaran makan minum Kota Bekasi mencapai milyaran rupiah per tahun, mungkinkah mereka membelinya dari pelaku UKM?

Beberapa waktu lalu UKM dijanjikan gedung refresentatif dengan anggaran puluhan milyar, kita sudah girang punya pusat ukm yg bakal jadi tempat kumpul, jualan, promosi dan sharing, dijanjiin mau beli ruko di pusat keramaian yg jadi icon Bekasi saat ini Sumarecon.

Ah.....ternyata itu hanya kentut surga, saya denger anggaran di tarik ulang batal, terus ada selentingan akan dibangun di tanah fasum dan fasos milik pemkot, lah kalau ngebangun di tanah fasum/fasos mah mending nggak usah, pasti lokasi fasum/fasos itu jauh dari pusat keramaian, kalau tempat sepi mana bisa jualan?

Jadi kalau diajak teriak salam dua periode saja, tanpa visi dan program jelas ogah dah, itu sama saja beli kucing dalam karung, kita cari dulu yang danta mau bantu UKM kagak? syukur ada calon yang out of the box seperti Sandi yg punya latar belakang bisnis, sehingga senafas dengan pelaku UKM maka pasti gue pilih dah.

Jadi sori dah yang teriak kenceng salam dua periode, ane mah pemilih cerdas tidak boleh terbawa arus kampanye para calon yang tiba-tiba merakyat dan menyapa rakyat jelang pilkada, habis pilkada menang lupa sama janji hehehe.

Ditunggu undangan para calon walikota untuk para pelaku UKM, ane pingin bedah visi misinya untuk UKM kalau perlu bikin kontrak politik di notaris bantu UKM secara danta, cocok kan?

Senin, 04 Desember 2017

Presiden itu Bukan Manusia Biasa



Saya sering ikut bazar di berbagai tempat, namun baru kali ini ikutan bazar dengan persyaratan ribed dan ketat : harus nyerahin photo copy ktp dan kk, membuat surat pernyataan diatas meterai dengan berbagai syarat dan tidak boleh membawa kompor di arena bazar, loading barang paling telat jam 05.00 pagi dan kudu punya id card/undangan untuk masuk lokasi bazar

Nah pas hari H jam empat pagi saya sudah loading barang dengan naik motor, pas di pintu masuk stadion, sudah tidak boleh masuk, pengamanan di gerbang super ketat. Seorang teman protes sama aparat katanya loading paling telat pukul 05.00 ini baru jam 04.00 sudah tidak boleh masuk, aparat dengan enteng bilang

"Ibu berurusan dengan bazar, saya berurusan dengan kedatangan Presiden", pastinya juga pak polisi berurusan dengan keamanan dan keselamatan presiden.

Akhirnya saya cari jalan lain memutar stadion sampai ketemu jalan pintu masuk yg hanya bisa dilalui orang, nah di pintu masuk ini pengaman tidak terlalu ketat, para pedagang kaki lima bebas keluar masuk, agak aneh juga kok mereka bisa keluar masuk sembarangan? lah saya dkk mau ikutan bazar kudu ikut aturan ketat?

Jelang jam 06.00 pagi, sterilisasi dilakukan, tentara bersenjata lengkap menjaga pintu, satpol pp mengusir pedagang dadakan dengan keras agar meninggalkan lokasi, mereka yg tidak punya undangan diminta keluar, nah kami pedagang resmi boleh tetap jualan di dalam lokasi.

Perkiraan saya tempat kami jualan itu sebutlah ring dua steril dari pihak yang tidak berkepentinhan, ring tiga di area parkir kendaraan pagar luar tempat kami jualan, juga steril dari bukan peserta acara, memasuki ring utama di dalam stadion pemeriksaan lebih ketat, masuk satu persatu dan harus menunjukan undangan, hanya mereka yang punya undangan yg boleh masuk.

Saat pulang acara, saya naik go car sang supir bercerita, bahwa tadi malam saat sedang istirahat di seputar stadion dia di bangunkan tentara untuk pindah parkir di tempat lain, padahal hari biasa tempat itu, biasa dipakai sebagai tempat istirahat angkutan online.

Seorang teman menulis status lalu lintas sementara di hentikan, karena presiden mau lewat usai menghadiri acara di Stadion Patriot Bekasi.

Begitulah gambaran bagaimana kehadiran seorang presiden, sebagai pedagang yang biasa ngelapak, aturan main ikut bazar di Acara HUT PGRI yang dihadiri puluhan ribu guru di seluruh Indonesia di Stadion Patriot Kota Bekasi, memang agak lebay segala kudu nyerahin copy ktp/kk dan bikin surat pernyataan diatas meterai.

Tapi dari sisi pengamanan seorang kepala negara saya maklumi, barangkali itu sudah protap mengawal seorang presiden, sekecil apapun potensi gangguan keamanan presiden, hatta sekalipun dari pedagang yg kecil kemungkinan melakukan tindakan sabotase presiden, tetap tidak luput dari perhatian pihak aparat.

Jadi yang harus dipahami, presiden itu bukan orang biasa, presiden itu mahluk luar biasa di negeri ini, karena dia dipilih oleh lebih dari 250 juta rakyat Indonesia, sebagai mahluk istimewa presiden punya protap pengawalan khusus yg secara awam buat kita barangkali lebay alias berlebihan, tapi memang begitulah protap harus dijalankan secara rinci dan jelas, kalau sampai presiden terganggung keamananannya, atau sampai jempolnya luka, pastilah komandan paswampres kena getah, dianggap tidak becus mengawal presiden.

Nah kalau presiden yang sekarang, begitu merakyat tiba-tiba berhenti di jalan, keluar dari mobil terus bersalaman, bagi-bagi sesuatu dan berselfi ria saya kira itu juga sudah ada protapnya, sudah punya tuh paswampres aturan bagaimana mengatur pengawalan presiden saat tiba-tiba dia berhenti dan keluar dari mobil kepresidenannya, berdasarkan kebiasaan presiden selama ini.

Presiden memang mahluk istimewa, saya maklum kalau presiden dikawal ketat, menurut saya sih sikap presiden yang merakyat dengan mencoba lebih dekat pada rakyatnya, bersalaman, photo bersama dan bagi-bagi sepeda itu bagus, untuk menunjukan tidak ada jarak antara presiden dengan rakyatnya, tapi bagaimanapun merakyatnya seorang presiden dia punya batasan protap keamanan, tidak bisa dong presiden seperti ketua RT melenggang sendirian tanpa pengawalan, entar kalau ada yang nyulik bisa repot negeri ini.

Menurut saya sih presiden yang merakyat itu adalah : ada pada kebijakannya yang merakyat, misalnya kepedulian pada rakyat miskin, kebijakan subsidi buat yang tidak mampu, pengendalian harga, menciptakan lapangan kerja yg banyak buat rakyat, juga peduli pada ukm seperti saya hehehe, bukan cuma pada perilaku yg merakyat, kalaupun perilaku itu dianggap merakyat ya... anggap saja itu bonus.

Tapi buat saya dkk kehadiran presiden di Bekasi tetep membawa berkah, dagangan laris manis dan omzet tinggi, ampe kita-kita tidak tahu kedatangannya dan tidak nyimak pidato presiden, kecuali pas 
pulang mobil presiden dan rombongan lewat depan tenda kami.
Terima kasih Pak Presiden
Telah berkunjung Ke Kota Kami
Kota Patriot Bekasi.

Sabtu, 02 Desember 2017

Reuni


Reuni itu berasal dari 2 suku kata, yaitu “Re” yang artinya kembali dan “Uni” yang artinya bersatu. Jadi jika digabung maka bisa diartikan “Kembali Bersatu” . Tujuannya adalah berkumpulnya kembali dengan teman, rekan, saudara, bahkan keluarga yang mungkin sudah lama tidak bertemu.

Makna lama tidak bertemu itu relatif bisa sebulan, setahun, puluhan tahun, jadi reuni itu bukan hanya domain reuni alumni sekolah atau kampus, bisa juga reuni yg lainnya, seperti relawan Jokowi ngadain reuni untuk mengenang kembali perjuangan memenangkan Jokowi di pilpres lalu dan konsolidasi ulang memenangkan lagi Jokowi di 2019.

Agak lucu ketika pejabat setingkat Wiranto mengomentari Reuni 212 di online Detik seperti berikut:
"Wiranto menilai kelompok massa 212 berbeda dengan lulusan sekolah atau kelompok paguyuban yang sifatnya permanen"

"Beda dengan reuni sekolah, reuni universitas, paguyuban-paguyuban apa, dan sebagainya yang bersifat permanen itu saya kira lazim. Tapi kalau ada satu gerakan bersifat temporer situasional kemudian mengadakan reuni dan alasannya saya belum tahu," katanya.

Reuni 212 dibilang tidak lazim karena gerakan temporer, lah kalau reunian relawan Jokowi lazim? dia juga gerakan temporer.

Soal motif reunian ya bisa macem-macem tergantung orang yang mau reunian lah, jangan ditanya motif, selama reuni itu tidak melanggar hukum, tidak melanggar uu ya sah-sah saja orang ngadain reuni.

Terus ada yang bilang reuni 212 bermotif politik! Lah kalaupun bermotif politik emang dilarang? Memangnya yang boleh berpolitik itu partai saja atau aktivis partai saja? Di luar itu tidak boleh? Apakah relawan Jokowi kumpul tidak bermotif politik?

Komentar para pejabat kita itu terkadang lucu dan menjungkirbalikan logika, ketika menanggapi gerakan lawan, mereka suka bermain logika tidak cerdas, dengan argumen ngawur, mereka berpikir seakan rakyat bodoh tidak paham logika berpikir yang runtut dan jelas.

Metro tv dan media utama lainnya menggiring opini kegiatan reuni 212 sebagai kegiatan intoleransi, ah itu mah basi, udah kenyang kita di beri cap intoleransi, anti kebinekaan, anti pancasila, seolah blok ono paling toleran, paling pancasila.

Jadi...
Biarkan mereka menggonggong khafilah 212 tetap berlalu, kalau perlu setiap tahun ada reuni 212, untuk kesatuan umat, dibilang kegiatan politik ya deklarasikan saja secara terbuka ini kegiatan politik luh mau apa? Tujuannya apa? Ya kita cari pemimpin yg peduli islam di 2019, secara konstitusional lewat pemilu, gitu aja kok repot