Arsip Blog

Kamis, 14 Desember 2017

A.M. Fatwa


Saya kenal AM. Fatwa sewaktu masih menjadi oposan Orde Baru, suaranya lembut, gaya bicaranya datar dan kurang menarik, dia bukan type orator ulung macam Rizieq Syihab, dia type pemikir yang lebih banyak menuangkan ide lewat tulisan, banyak buku yang ditulis fatwa, isinya bagus dan menarik.

A.M. Fatwa pernah dihukum penjara 18 tahun gara-gara ikut tanda tangan lembaran putih dalam mensikapi tragedi tanjung priok, pernah menjadi pejabat di pemerintahan provinsi DKI Jakarta dan beliau alumni HMI dan Pelajar Islam Indonesia (PII).

Wikipedia menulis sosok fatwa sbb :
"AM Fatwa telah menjadi ikon perlawanan dan sikap kritis terhadap rezim otoriter Orde Lama dan Orde Baru. Itulah sebabnya sejak muda ia sudah mengalami teror dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh intel-intel kedua rezim otoriter tersebut, hingga keluar masuk rumah sakit dan penjara.

Terakhir ia dihukum penjara 18 tahun (dijalani efektif 9 tahun lalu dapat amnesti) dari tuntutan seumur hidup, karena kasus Lembaran Putih Peristiwa Tanjung Priok 12 September 1984 dan khutbah-khutbah politiknya yang kritis terhadap Orde Baru.

Jika diakumulasi, ia menghabiskan waktu selama 12 tahun di balik jeruji besi. Atas segala penyiksaan yang dialami, ia merupakan satu-satunya warga negara yang pernah menuntut Pangkobkamtib di pengadilan.

Di era reformasi sesudah direhabilitasi oleh Presiden B.J. Habibie, Fatwa menjadi pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)-RI, pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)-RI, dan menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD)-RI"

Di era reformasi Fatwa bergabung dengan PAN, sebuah partai yang didirikan Bapak Reformasi Amien Rais, agak unik buat saya Fatwa gabung di PAN partai nasionalis relegius yang warna keislamannya kurang kental, sebagai salah seorang yg dianggap keislamannya kuat saya berpikir waktu itu Fatwa lebih pas gabung di PBB partai penerus Masyumi.

Fatwa pernah berbenturan keras dengan Sekjen PAN waktu itu Faisal Basri, dalam membangun ideologi PAN dimasa awal, Fatwa yang kental dengan nuansa religius ingin membawa PAN kearah islam dengan kemasan beda, sementara Faisal lebih mengarah PAN tidak ke kanan atau netral agama. Benturan keras dan nyaris membuat PAN terbelah, pada akhirnya Faisal dkk hengkang dari PAN.

Pemilu 2004 Fatwa mencalonkan diri kembali sebagai anggota DPR RI dari Bekasi Dapil Bekasi, saya yang waktu itu menjadi pengurus PAN di Kota Bekasi, membantu Fatwa blusukan mendekati para pemilih, sosok kesederhanaan Fatwa saya rasakan, sebagai seorang pejabat yang waktu itu posisinya menjabat sebagai Wakil Ketua DPR-RI, Fatwa tidak canggung bergaul dengan rakyatnya, ramah dan mudah untuk melayaninya. Sempet menikmati jalan bareng dalam satu mobil dinasnya.

Pagi ini saya mendengar Sdrku AM.Fatwa wafat, saya bersaksi beliau orang baik, orang yang peduli pada rakyatnya, orang yang sangat cinta pada negaranya, orang yang sangat taat pada agamanya.

Selamat jalan Pak Fatwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar