Arsip Blog

Selasa, 19 Desember 2017

CUMA PUNYA ILMU SETENGAH AYAT


Sebagai penggiat UKM saya beberapa kali ditawarin mengisi seminar bisnis atau sejenisnya, saat menyampaikan materi dengan ilmu ala kadarnya saya selalu memposisikan bukan sebagai ahli, saya hanya sharing pengalaman mengelola bisnis yang pernah saya geluti mulai dari percetakan, pendidikan, kuliner dan pengalaman interaksi dengan teman-teman UKM sekaligus terkadang saya gunakan promo produk he..he..he.

Kata Kanjeng Nabi sampaikan dariku walau satu ayat, maknanya setiap kita walau punya setetes ilmu dan sepotong ayat, tidak dilarang untuk berbagi, malah dianjurkan. Nah ilmu saya masih sedikit, kalah lah sama master-master bisnis yang udah naik kelas dengan omzet milyaran rupiah, jadi agak ngeri juga terkadang saat sharing bisnis dihadapan khalayak.

Anggaplah saya murobbi dhaif yang masih kecil, ngasih liqo bisnis untuk kelas-kelas pemula, yang haus akan pengalaman bisnis, jadi jangan tanya kepada saya rumus-rumus bisnis canggih, metode uptudat atau tata cara ngelola bisnis yang wah, itu ketinggian.

Makanya kalau diminta ngisi yang pesertanya gajah-gaja saya pasti nolak, masih banyak para mastah dan master yang hebat-hebat, cukuplah saya yang kelas kampung, lagi pula isi seminar atau sharing hanyalah kegiatan sampingan bukan utama, bisnis utama saya saat ini ya jadi tukang bandeng.

makanya saya ngakak ketika suatu saat  ada yang nanya polos sama saya "Transpotasi (tarif) bapak berapa sekali manggung?" Wkkkk udah kaya Sahrini dan Ayu Ting-Ting pake pasang tarif.

Intinya sih setiap yang punya pengalaman bisnis bisa sharing ke pemula, bisa isi seminar tanpa syarat ketat seperti dosen atau guru yang kudu bergelar S1, S2 atau S3, tujuannya agar jiwa wirausaha bisa tertanam ke banyak orang, konon kabarnya jika empat persen jumlah penduduk suatu negara berwirausaha, maka negara tersebut masuk kategori negara maju.

Jadi ketika para wirausahawan menularkan virus wirausaha, lalu banyak orang terinspirasi mengikuti jejaknya, itu berarti para wirausahawan telah memberikan sumbangsih memajukan negara.

Saya patut mewaspadai diri sendiri ketika sharing bisnis, karena khawatir menjadi merasa paling pinter atau minteri, padahal ilmu masih cetek, godaan itu memang besar karena menjadi pusat perhatian, seolah hebat bangat, jika duri tidak dimanage dengan baik, bakal merusak bisnis utama, ada banyak kasus mastah tergoda jadi trainer, asyik isi seminar bisnis, ujungnya bisnis utama ditinggal, ngerih kakak....

Quran bilang "tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum, jika kaum itu tidak mau merubah diri", jadi bisnis itu bergantung kepada diri sendiri bukan kepada sabda para mastah, para mastah itu hanya memberi wawasan berdasarkan pengalaman dan pengetahuan mereka, bukan sabda suci yang harus dituruti dan di taati.

Jadi kalau menjadi pebisnis itu kuncinya action, pengetahuan memanage dan mengelola bisnis itu bisa didapat sambil jalan, bolehlah mendengar atau mempraktekan teori para mastah, tapi inovasi dan kreativitas anda lah yang utama agar bisnis sukses.

Udah gitu aja jangan lupa pesen bandeng rorod, buat oleh-ole pulang kampung di musim liburan, yuk ah kita liburan !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar