Arsip Blog

Rabu, 21 Februari 2018

Berisik dan Asyik


Kata Bang Haji Rhoma Irama Dunia tanpa musik itu kurang asyik, Dunia ada musik jadi berisik, meminjam ungkapan Raja Dangdut, demokrasi itu seperti musik ; berisik, gaduh dan tidak pernah tenang, tapi ingat tanpa demokrasi dunia sepi dan kurang asyik

Orang yang berkarakter dominan dan otoriter cenderung tidak suka demokrasi karena mekanisme pengambilan keputusan di alam demokraai ribet dan bertele-tele, harus ada kompromi dan power sharing. Soekarno membubarkan Konstituante hasil pemilu pertama yang paling demokratis, karena bertele-tele mengambil keputusan, keluarlah Dekrit Presiden.

Bagi pencinta ketenangan menilai demokrasi itu gaduh, berisik dan sering ribut, maka mereka menjadi terganggu, cenderung acuh dan abai terhadap kehidupan bernegara, apalagi kalau pencinta ketenangan ini sudah mapan secara ekonomi, lebih asyik traveler ketimbang bicara soal politik.

Lalu kalau gaduh apa kita bunuh saja demokrasi? Kehidupan bisa tenang seperti zaman Soeharto, ekonomi stabil, beras, sembako dan BBM murah, tidak ada saling hujat, fitnah dan ejek di media sosial, hidup sangat harmoni.

Yakin anda mau membunuh demokrasi kembali ke era otoriter? Kita tidak bisa bebas mengkritik, pikiran dibuat seragam, susah mengeluarkan pendapat dan aspirasi, sosmed di kekang, blog dan vlog diawasi, membuat tulisan di sensor, semua urusan dan selera mulai dari musik sampai makanan di kontrol penguasa.

Mau kehidupan bebas tiba-tiba di kekang negara? tidak boleh ini itu untuk menjaga harmoni kehidupan, pikiran dikontrol sedemikian rupa, sehingga kehidupan kita laksana robot yang diatur penguasa, seperti rakyat Korea Utara yang urusan selera cukur rambut juga dikekang.

Sifat alami mahluk hidup itu bebas, dari kebebasan itu muncul inovasi dan kreativitas, inti demokrasi itu kebebasan, maka ketika kebebasan direnggut perlahan tapi pasti sifat alami itu lenyap, di alam demokrasi sebuah organisasi yang anti demokrasi seperti HTI bisa hidup, di alam demokrasi musik yang disebut cengeng ala Betaria Sonata waktu zaman Orba dan musik ngakngok ala Koes Plus di zaman Orla bebas di putar

Jadi laksana burung dalam sangkar atau binatang yang terkukung di kebon binatang, bisa hidup nikmat dan tenang, semua kebutuhan di cukupi tapi kebebasan di batasi, maka sang hewan akan mati naluri berburu alamiah, karena tidak terbiasa hidup di alam liar yang butuh persaingan dan kerja keras, itulah gambaran hidup tanpa demokrasi yang kurang asyik, saya sih ogah hidup harmoni tapi kebebasan dikekang.

Harus dicatat pula, tidak ada hidup harmoni tapi tidak berisik, bagaimana mungkin menyatukan pemikiran dan pendapat 250 juta dalam membangun negeri ini tanpa ada perbedaan pendapat terus tidak berisik?

Maka mereka yang bermimpi Sosmed sepi dari pembicaraan politik - politik itu salah satu bagian utama demokrasi - adalah pemimpi ulung yang sebaiknya hidup di zaman old, Sosmed itu instrumen rakyat mengeluarkan uneg-uneg yang murah meriah lewat sosmed semua aspirasi rakyat tertuang, ketika aspirasi rakyat itu sama, penguasa akan tertekan dan suka tidak suka mereka pada akhirnya mau merubah kebijakan lewat tekanan massa di sosmed.

Mari biasakan hidup di alam demokrasi yang berisik dan gaduh, sosmed yang berisik, anggota DPR yang omdo, pemerintah sotoy, rakyat yang terkadang lucu dalam berargumentasi, hidup tanpa demokrasi kurang asyik, seperti dunia tanpa musik sepi, dan anda yang pengen harmoni tanpa berisik tinggalkan sosmed.

Sruput teh manis ah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar