Arsip Blog

Sabtu, 07 Juli 2018

Amien Rais Vokalis Sejati.


Disaat Orde Baru masih kuat mencekram dan para aktivis banyak yang tiarap, Amien Rais sudah melontarkan ide sangat tabu "suksesi kekuasaan (pergantian presiden)" padahal waktu itu Amien "dianggap" sebagian pihak yang deket dengan pusat kekuasaan, karena menjadi pengurus Dewan Pakar ICMI, sebuah organisasi yang dibidani kelahirannya oleh B.J. Habibie anak Emas Soeharto.

Namun ide suksesi Amien bak bolah salju berlahan tapi pasti, mendapat simpati luas hingga puncaknya Mei 1998, Soeharto yang berkuasa selama 32 tahun, seolah nyaris tak tergantikan akhirnya tumbang, Amien Rais yang pertama kali melontarkan ide dan memimpin perlawanan terhada Orba mendapat julukan Bapak Reformasi.

Bukan berarti Soeharto tidak berupaya membungkam Amien, pernah suatu ketika seorang jaksa mau menangkap Amien, namun kedudukan Amien Rais pada waktu yang mengemban amanah sebagai Ketua Umum Muhamamadiyah ormas Islam terbesar Indonesia dengan Jutaan pengikut membuat jaksa kecut dan tidak berani menangkap Amien Rais.

Pasca Orba runtuh Amien mengawal reformasi, sebagai ketua MPR Amien berperan besar melakukan amandemen UUD 45, salah satu hasil Amandemen itu adalah pemilihan Secara langsung Presiden oleh rakyat, sehingga semua orang bisa memilih langsung pemimpinnya tanpa melalui perwakilan, SBY dan Jokowi adalah presiden pilihan rakyat langsung hasil Amandemen UUD 45.

Meski menjabat ketua MPR dan masuk dalam sistem, Amien tetap vokal, mengkritisi semua kebijakan pemerintan dan tidak segan Mengkritik Kebijakan Gus Dur presiden waktu itu yang diusungnya, puncaknya Gus Dur pun digusur sebagai presiden karena dianggap telah menyimpang, lalu mengangkat Megawati sebagai Presiden.

Di erah SBY, Amien Rais tetap menjadi vokalis sejati, kritis, terbuka dan sering dianggap frontal dalam mensikapi keadaan negeri, maka jangan heran pula kalau di era Jokowi, Amien juga vokal, kritiknya bisa membuat kuping penguasa dan pengikutnya merah.

Jadi kalau yang kupingnya tipis dan terbiasa di puja puji oleh pengikutnya, pasti akan marah manakala Amien mengkritik tanpa tendeng aling-aling. Memang begitulah tipikal Amien jadi tidak heran, kritikan Amien sering membuat pihak lain meradang.
Pernah di musim kampanye Pilpres, saat Amien berlaga, ada yg mencoba menuduh Amien Korupsi, lalu Amien mengkick presiden yang berkuasa saat itu SBY, ujungnya SBY minta bertemu dan tuduhan terhadap Amien menguap.

Di era sekarang ini, jaksa KPK di salah satu surat dakwaan "menuduh" Amien kecipratan duit Alkes lewat Sutrisno Bachir, Amien langsung buat serangan balik mendatangi KPK melalui Hanafi dan Drajat Wibowo, Amien menantang KPK membuktikan tuduhannya, akhirnya drama berakhir tuduhan KPK tidak terbukti, lewat keputusan hakim tipikor Amien dinyatakan bersih.

Takutkah Amien Rais dilaporkan polisi? Waktu Orde Baru yang otoriter, dengan kekuasaan penuh, dimana saat itu semua tunduk di tangan Soeharto, Amien Rais tetep berani, apalagi di era keterbukaan saat ini, Seorang Amien Rais urat takutnya sudah mati, hanya satu yang ditakutin Amien Rais yaitu Allah SWT.

Jadi kalau "bocah ledok" yang tidak jelas asal kiprahnya ngelaporin Amien Rais ke polisi dengan tuduhan ujaran kebencian, haqqul yakin polisi amat sangat berhati-hati meneruskan.

Era Orde Baru saja semua "aparat ngeri" menghadapi Amien Rais, apalagi saat ini, Amien Rais sudah menjadi tokoh berkelas internasional dan oposan mumpuni yang menjadi penasehat alumni 212, yakin kader PAN, Muhammadiyah, alumni 212 dan jutaan umat Islam tidak akan diam, bahkan bisa lebih besar dari massa 212, akan turun manakala ceramah Amien Rais di "kriminalisasi".

Polisi boleh saja berani menetapkan oposan seperti Sri Bintang, Rachmawati, Ratna Sarumpaet sebagai tersangka makar karena pengikutnya tidak seberapa, namun orang sekaliber Amien Rais yang pengagumnya di negeri mencapai jutaan orang, polisi harus mikir seribu kali

Pemerintah juga berhitung besar menghadapi Amien Rais, apalagi di tahun politik, tidak mungkin pemerintah melakukan tindakan bunuh diri menjadikan Amien sebagai target, disaat elektabilitas Presiden saat ini sangat rendah dan ummat islam banyak kecewa, menjadikan Amien sebagai tersangka bisa blunder besar yang dapat menyulitkan pemerintah. Menghadapi Seorang Habib Rizhiq saja sudah kacah beliau, apalagi seorang Amien Rais, Berani coba? Monggo.

Satu-satunya cara membungkan Amien adalah lewat assasint carakter media utama yang saat ini banyak kena penyakit sariawan dan kehilangan daya kritis, lewat tulisan yang kurang berimbang terhadap suara kritis, media telah berubah menjadi pendukung rezim.

Namun tingkat kepercayaan masyarakat terhadap media sudah rendah, jadi berita yang di buat mereka hanya angin lalu, masyarakat kini lebih percaya pada media yg mereka ciptakan sendiri melalui media sosial, jadi tidak ada manfaat merusak citra Amien Rais melalui media utama.

Kalau kau pikir dengan melaporkan Amien Rais, dia akan diam, sungguh keliru kau, tiada mungkin Amien Rais akan bungkam menghadapi kondisi negeri selamat hayat di kandung badan, Amien akan tetap menjadi Vokalis Sejati, itu mungkin sudah takdirnya Bapak Reformasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar