Arsip Blog

Minggu, 09 Desember 2018

Sorry Jangan GR Ya... Kamu Memang Sontoloyo!!


Orde Baru bisa menutup sebuah peristiwa cukup dengan menelepon Pemred, di jamin besoknya peristiwa yang menurut versi rezim Orba itu mengganggu "Ketertiban Umum" tidak muncul di media

Di era sosmed sebuah peristiwa tidak mungkin bisa ditutupi oleh media mainstreem, sosmed melahirkan jurnalisme warga yang siap melaporkan berita langsung dari pusat peristiwa, tanpa perlu sensor dari redaktur.

Jadi era redaktur menjadi sosok paling berkuasa di media itu sudah hilang, dulu jika tidak suka pada sebuah berita, bagi rakyat biasa ya berkirim surat, ada kolom surat pembaca, itu pun surat pembaca di sensor juga oleh redaktur.

Jadi upaya tidak memberitakan aksi 212 oleh media mainstreem dengan maksud mengkerdilkan tidaklah membuat peristiwa itu sepi dari jagad pemberitaan.

Mereka yang hadir dalam jumlah jutaan, menulis reportase sendiri lengkap dengan narasi, photo dan video, laporan mereka lebih natural tanpa embel-embel pesanan redaksi.

Mengapa ada yang kecewa tidak diberitakan peristiwa Reuni 212 oleh media mainstream? itu bukan bermaksud ingin ngetop apalagi ingin diliput, maaf ya tanpa diliput jurnalisme warga sudah melaporkan jauh lebih heboh ketimbang media mainstream.

Kita kecewa hanya soal pada ketidak adilan, sebelum Aksi Reuni 212 media mainstream sudah memberitakan akan adanya aksi tersebut di halaman utama.

Beritanya negativ thingking, dibangun opini akan rusuh, tidak bermanfaat, kegiatan intoleran, pemborosan dll. Tujuannya ya menggagalkan atau mendeggradasikan kegiatan tersebut.
Pas puncak acara, berlansung damai, sukses, tidak rusuh seperti yang mereka khwatirkan, eh sepi pemberitaan.

Pasca acara mulai diberitakan lagi, dibangunlah opini kembali mengkerdilan kegiatan itu, hal remeh temeh soal jumlah, sampai, politisasi agama, pelanggaran kampanye diwartakan.

Jadi yang digugat soal keadilan pemberitaan, bukan soal liputan, tanpa liputan mereka pun kegiatan 212 sukses, soal pemberitaan jurnalisme warga lebih asyik di baca ketimbang nonton metro tv, kompas tv dll.
Jadi jangan GR seolah kami butuh berita media mainstream sorry ya tanpa anda kami tahu kok info validnya.

Kamu Sonyoloyo.

1 komentar:

  1. Ya betul.. Setuju... Kita gugatnya krn ketidakadilan di negeri ini. Termasuk dlm pemberitaan di media mainstream.

    BalasHapus