Arsip Blog

Selasa, 30 Januari 2018

Tersandera Janji Kampanye


Dalam alam demokrasi, saat sedang berkompetisi di musim kampanye, seorang calon pemimpin biasanya berkampanye dengan mengucapkan janji-janji yang ingin dilakukan saat di pilih jadi pemimpin, kata pepatah arab janji itu hutang, harus ditunaikan saat calon pemimpin menang pemilu entah itu pemilihan Wakil Rakyat, Bupati, Walikota, Gubernur sampai Presiden.

Pemimpin yang bijak tentunya akan berupaya memenuhi janji kampanye sebab janji itu bukan omongan omong kosong atau gula-gula pada masyarakat pemilihnya sesudah di pilih di abaikan, janji saat kampanye tentunya sudah dipikirkan secara matang oleh tim suksesnya, bahwa suatu saat dengan bekal inovatif dan kreativitas pemimpin, janji itu bisa ditepati.

Menjadi lucu ketika seorang wakil rakyat Ketua DPRD DKI, ketika Anies berupaya mewujudkan janjinya menata kawasan Tanah Abang dengan sinis bilang Anies jangan tersandera janji politik, lah janji politik kok sandera? Lucu ya, janji politik itu hutang yang harus di penuhi, bukan janji tinggal janji bulan madu hanya mimpi.

"Pilkada sudah selesai. Ini saatnya bekerja, bukan lagi berkampanye. Atau memang ini kembali memasuki masa kampanye bagi Anies," Kata Prasetyo

Lah Pak justru setelah pilkada selesai itu mulai bekerja memenuhi janji, bukan untuk kampanye bro, gagal paham gue.

Pemimpin model Prasetyo ini yang patut kita sebut bukan pemimpin sejati, begitu mudah mengabaikan janji, malah ngomong janji itu sandera, tidak mesti di tepati, diabaikan saja itu janji.

Nah pemimpin yang gampang ingkar janji dan suka mengabaikan janji model begini yang harus di gusur, ngapain pilih pemimpin yang mudah melupakan janji.
https://news.detik.com/berita/3783809/soal-pkl-tn-abang-prasetyo-minta-anies-tak-tersandera-janji-politik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar