Arsip Blog

Rabu, 31 Januari 2018

Pelakor VS Good Frend

Pelakor itu isu hangat kaum hawa dunia maya, setiap kali kisah pelakor di beritakan atau korban pelakor curhat di media sosial seperti kisah seorang istri  atlit nasional, ungkapan simpati mengalir deras pada korban pelakor, sebaliknya si pelakor - pastinya pelakunya kaum perempuan - akan mendapat sikap tidak simpati bahkan bisa dibully habis karena kelakuan merebut suami orang.

Bagaimana dengan kejadian sebaliknya si good frend merebut istri orang? Apakah kaum adam akan marah dan mengutuk? Sejauh ini di medsos belum ada kutukan sih, karena si good frend yang merebut istri si nganu itu belum muncul di permukaan baru sebatas nama, beritanya pun baru se pihak dari sumber si nganu saja.

Padahal kalau kita baca di media, kisah si good frend  sesungguhnya lebih tragis dar pelakor atlit, bayangkan tujuh tahun main belakang layar, sempet ketahuan jalan berdua di negeri tetangga, sudah di peringatkan, tapi si good frend tetep bandel, betapa pedihnya sang suami di duakan selama tujuh tahun padahal sang suami waktu itu salah satu petinggi ibukota.

Selama ini mereka selalu tampil harmonis di depan umum, dianggap pasangan ideal, saling mengisi dan mengasihi, jika benar sudah berlangsung tujuh tahun berarti sejak sebelum terpilih jadi petinggi ibukota kisah ini sudah terjadi, betapa perih si suami di saat dia awal  berjuang merebut pimpinan ibukota dan saat mau ikut pilkada kedua, dimana suami di dera kondisi luar biasa, lah si istri malah....ah sudahlah.

Pesan moral yang bisa kita petik dari kisah para perebut pasangan adalah, bahwa pelaku tidak hanya terjadi pada wanita saja para laki-laki juga, demikian juga dengan korbannya pasti ada pada keduanya, sing penting kita memang musti menjaga pasangan kita agar tidak direbut atau di curi pihak lain.

Kalau sampai terekpos secara vulgar di media, pasti akan mengakibatkan sakit hati berkepanjangan, korbannya adalah anak-anak yang belum paham dengan kondisi yang ada, kalaupun mereka paham pribadi mereka bisa terbelah melihat perilaku ibu atau ayah mereka, disatu sisi dia mengutuk perilaku orangtuanya yang tega bermain dibelakang layar tanpa memikirkan keutuhan orang tua, nsmun disisi lsin dia harus menghormati orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan mereka.

Loh pagi-pagi ngomongin gosip !!
Ayo kerja-kerja-kerja.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar