Arsip Blog

Sabtu, 10 Maret 2018

Raeni Melawan Nasib

Raeni membuat heboh jagat berita, sewaktu wisuda sebagai sarjana Universitas Negeri Semarang tahun 2014, disaat para wisudawan lain diantar dengan kendaraan moncer bersama keluarganya.

Raeni diantar dengan menggunakan becak, Seperti ditulis dalam situs resmi Unnes, Raeni diantar oleh ayahnya, Mugiyono, yang memang sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak.

Profesi abang becak nyaris identik dengan kemiskinan, siapapun mungkin tidak ingin terlahir dari orang tua yang punya kemampuan finansial yg kurang, tapi Raeni berbeda, kemiskinan bukan halangan justru menjadi pemicu dirinya meraih prestasi.

Raeni dengan sungguh-sungguh menuntaskan kuliah untuk bekal masa depan, berbagai prestasi diraih hingga mendapat beasiswa, IPK nyaris sempurnan mendekati empat, hingga akhirnya Raeni meraih wisudawan terbaik dengan IPK 3,96.

Disaat mencapai prestasi tinggi, dia dengan bangga berangkat wisuda dengan naik becak bersama ayahnya tercinta dengan senyum teramat manis.

Seakan Raeni menyatakan pada semua orang, anak tukang becak pun bisa meraih prestasi tinggi di perguran tinggi, kemiskinan bukan halangan mempunyai cita-cita besar, Raeni melawan nasib menjadi anak kurang mampu yang bisa mengejar prestasi.

Seakan tak kapok, setelah wisuda nanti Raeni mempunyai cita-cita baru “Selepas lulus sarjana, saya ingin melanjutkan kuliah lagi. Penginnya melanjutkan (kuliah) ke Inggris. Ya, kalau ada beasiswa lagi,” kata gadis yang bercita-cita menjadi guru tersebut.

Pada akhirnya cita-cita Reani pun terkabul, melanjutkan kuliah di luar negeri, Raeni (25), kini sedang mempersiapkan keberangkatan untuk S3 ke di University of Birmingham, Inggris.

"Alhamdulilah tanggal 19 Januari kemarin baru pengumuman saya mendapatkan beasiswa LPDP, dan bila tidak ada halangan akan berangkat ke Birmingham pada September tahun ini," ujar Raeni.(Kompas.com)

Apa yang bisa kita petik dari kisah Raeni? Menjadi anak yang lahir dari keluarga kurang mampu bukanlah penghalang menggapai kehidupan lebih baik, kemiskinan pada satu sisi bisa jadi penghalang.

Namun pada sisi lain kemiskinan adalah pemicu untuk mengejar prestasi, kemampuan finansial yg rendah akan menimbulkan sikap kreatif dan inovatif, apalagi jika di dorong tekad dan kemampuan kuat setiap orang akan bisa lepas dari jeratan kemuskinan yang melilit dirinya.

Jadi jangan mudah putus asa ketika anda terlahir dari keluarga kurang mampu, banyak sarana dan peluang untuk menggapai pendidikan tinggi, beasiswa dari pemerintah dan swasta bejibun, asal anda rajin belajar, tekad kuat dan berprestasi beasiswa pasti di dapat seperti Raeni.

Raeni mampu mengalahkan nasib, dari kurang beruntung menjadi sangat beruntung, bagaimana dengan anda?
Photo :
Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar