Arsip Blog

Selasa, 01 November 2016

Publikasi Sedekah di Medsos Riya?




Sejak ada media sosial, kegiatan sedekah menjadi berbeda, banyak para penggiat sedekah mengajak donasi, mengumpulkan dana dan melaporkan kegiatannya dengan cara posting   lewat status maupun photo-photo kegiatannya di dunia maya.


Kegiatan sedekah pun menjadi lebih berwarna, kalau dulu sedekah itu di kordinir di tingkat wilayah, dengan organisasi formal seperti, RT,RW, masjid, yasasan sebagai pelaksananya,  penggiatnya datang ke rumah-rumah dengan mengajukan list atau menunggu di tempat, daya jangkaunya sempit, laporan kegiatannya cukup terbatas di umumkan di dinding masjid atau kantor RW.


Kini kegiatan sedekah  banyak berbasis komunitas,  lintas wilayah, etnis,  juga agama, pola  publikasi dan pengumpulan dana juga berbeda,banyak yang di infokan di grup wa, tele, line atau medsos, bisa berbentuk gambar atau kata, yang minat bantu bisa langsung transfer ke rekening bank, praktis dan ekonomis. Daya jangkaunya luas, publikasi cepat dan gampang, cukup di muat di status medos.informasi menyebar.


Ada kegiatan sedekah  insidentil ada juga rutin, yang insidentil misalnya santunan ramadhan, bantuan bencana, bisa juga bantuan untuk teman komunitas yang tertimpa musibah. Sedangkan yang rutin misalnya ada ibu-ibu komunitas tertentu setiap jumat mengadakan sedekah nasi ke masjid2, panti asuhan dan rumah sakit, mereka secara rutin membagi nasi bungkus setiap hari tertentu (biasanya hari jumat) kepada masyarakat umum, dananya ririungan dari teman2 komunitas atau pihak luar, jumlah nasi yang mereka sebar tergantung dana yang masuk setiap minggu.


Komunitas sangat berbeda dengan organisasi formal, organisasi formal berbasis dunia nyata punya anggota tercatat jelas, struktur organisasi ketat dan juga punya aturan organisasi seperti ad/art. Komunitas lebih longgar, mereka terbentuk bisa berdasarkan hobi, kerjaan, bisnis, tidak ada ad/art, struktur oeganisasi juga simple.
Saat ini komunitas banyak terbentuk karena aktivitas di dunia maya, mereka saling berinteraksi dan kenalan lewat grup-grup bbm, wa, tele dan fb. Banyak diantara mereka sebelumnya tidak saling kenal dan  tidak saling bertemu secara fisik, sesekali bisa ketemu fisik saat acara tertentu seperti kopi darat atau seminar, suasana pergaulannya sangat cair.


Nah menjadi pertanyaan,  Publikasi kegiatan sedekah termsuk riya kah? Segala sesuata kata Nabi bergantung pada niatnya, kalau niat publis untuk mengajak orang ikut membantu atau melaporkan kegiatan kepada donatur, itu sangat bagus, fastabikul khairot  mengajak orang berlomba-lomba dalam kebaikan dan juga untuk pertanggung jawaban pada donatur bahwa dana yang di sumbangkan telah disalurkan kepada yang berhak menerimanya.


Lantas kalau niatnya untuk pamer gimana? Itu yang salah, riya bisa menghilangkan pahala amal kita, tapi riya itu kan soal hati susah ditebak, kita tidak bisa menuduh orang berbuat baik dengan dengan mempublish di medsos dengan cap cap yang salah. Sikap terbaik kita terhadap kegiatan sedekah di medsos, seharusnya positif thingking, dukung dan support mereka yang mendedikasikan diri menjalankan kegiatan sedekah, bantu dengan materi jika ada limpahan rejeki, doakan para pejuang sedekah untuk istiqomah  menjalankan tugasnya.


Jangan nyinyir, coment atau mencemooh, apalagi memberi cap mereka riya- istigfar astagfirulloh hal adzim - sudah tidak membantu, memberi tuduhan mereka yang berbuat baik dengan cap yang tidak pantas, bercerminlah apakah kita punya kemauan dan kekuatan melakukan kegiatan seperti yang di lakukan para pejuang sedekah.


Bayangkan mereka meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengerjakan sesuatu yang secara materi tidak menguntungkan, mereka rela memasak nasi lengkap dengan lauknya, membungkus dan mengantarkan kepada yang berhak menerimanya, mereka adalah para malaikat duafa yang di tunggu orang pinggiran yang hanya untuk membeli sebungkus nasi saja tidak mampu. Lalu setelah mereka melakukan itu, kita dengan pongahnya bilang ah mereka itu riya, sekali lagi istigfar mohon ampun pada allah, mudah-mudahan orang nyinyir ini di beri hidayah.


Saya mengenal beberapa pejuang sedekah nasi, mereka sebagian besar emak2 mandiri,  punya bisnis ada juga  pekerja mapan, kalau pengen hidup enak dan tidak peduli pada sesama mereka bisa, tapi mereka manusia yang "menyimpang", mereka mempelopori sedekah, action nyata dan mengajak kawan2nya untuk ikut peduli, jadilah mereka pejuang sedekah hebat,mungkin nilainya kecil tapi semangat berbaginya harus kita apresiasi.


Bukan hanya itu mereka cepat tanggap saat bencana, sewaktu kabut asap melanda negeri ini, mereka mempelopori sedekah oksigen, mereka mengajak masyarakat membantu oksigem dalam bentuk kaleng untuk menjaga kesehatan masyarakat yang terkepung asap.


Disaat yang lain menyalahkan pemerintah, mereka action mengumpulkan sesuatu yang layak di berikan kepada saudara-saudara kita nun jauh disana. Para pejuang sedekah ini banyak kolaborasi dengan komunitas2 lain, saat bencana garut melanda beberapa waktu lalu,  lintas komunitas bahu membahu mengumpulkan sedekah, sangat efektif karena dilakukan secara spontan, dana besar bisa didapat dan disalurkan.


Sedekah lewat medsos adalah bentuk kreatif masyarakat  memanfaat kan media sosial untuk hal positif, media sosial kalau tidak disikapi secara bijak banyak sisi mudhorotnya, bercanda, gosip, curhat, bahkan saling serang sering terjadi, ketimbang sibuk ngegosip lebih baik sedekah.


Salam hormat saya untuk para pejuang sedekah, terus lah membantu, jangan pernah putus asa, abaikan suara-suara miring, karena mereka yang bersuara miring itu hati dan pikirannya juga miring, mereka duafa empati,  suatu saat, mereka patut di sedekahkan empati biar hatinya terbuka.


)* Note Tulisan ini terinspirasi dari sebuah status seorang pejuang edekah



Tidak ada komentar:

Posting Komentar