Arsip Blog

Senin, 07 November 2016

Massa diam


Saya terkejut ketika salah seorang anggota komunitas bisnis mengunggah photo ikut aksi damai hari ini di grup wa, padahal persepsi saya selama ini mereka nampaknya tidak peduli dengan urusan politik apalagi mikirin ahok, di grup itu pula ada "aturan dan penjaga yang bukan pengurus" yang selalu keras kalau sudah nulis urusan yang katanya politik.

Menjadi menarik mengapa kawan saya itu berani menabrak aturan grup? Bahkan ada yang secara terang-terangan nulis di status fb pribadinya ikut aksi damai. Seorang istri teman saya juga dengan haru menulis hari ini menyiapkan bekal untuk suami tercinta yang akan ikut aksi damai.

Persepsi saya teman-teman dikomunitas bisnis seakan a politik, mereka tidak tertarik dengan hingar bingar politik, mereka asyik dengan dunianya yang sudah mapan, mereka pastinya lebih suka makan bersama di restoran, nongkrong di cafe, traveling, ketimbang turun ke jalan, walaupun dulunya diantara mereka ada yang tukang demo.

Namun dalam kasus ahok mereka kok tiba-tiba berubah? Jawabnya menurut pemahaman saya bukan berubah, tapi apa yang di ucapkan ahok itulah yang merubah pandangan mereka terhadap ahok.Penggusuran, kata-kata kasar, umpatan dan gaya perpolitik ahok, mereka pasti mengikuti namun itu tidak sampai mengusik mereka, walaupun saya yakin nurani mereka terusik dan gregetan melihat tingkah polah ahok namun itu belum mampu menggerakan mereka itu action, karena mereka cerdas memahami peta perpolitikan di negeri ini.

Namun ketika ahok mengucapkan kata yang menista keyakinan paling dasar, nurani nya memberontak, ini tidak bisa di biarkan, harus ada teguran keras, jadilah mereka turun ke jalan hari ini.
Massa diam itulah julukan pas buat mereka,massa dia ini jumlahnya besar dan selama ini mereka diam dan hanya bisa mengutuk dalam hati tingkah dan polah ahok, tadi pagi pun saat saya naik gojek dan bilang mau ikut aksi damai, tukang gojek langsung doain dan bilang itu orang mulutnya memang kudu di jaga kalau perlu di sumpel.

Hari ini massa diam itu sudah habis kesabarannya, mereka tidak lagi diam melihat keyakinannya di nista, massa diam itu muncul dari berbagai profesi dan saya pun tidak bisa diam selamanya, hari ini saya bersama ratusan ribu massa diam dari seluruh indonesia menyuarakan isi hati dengan damai.

Bahwa sudah saatnya pemimpin negeri ini jangan pernah mengusik keyakinan rakyatnya, harus jaga
sikap, jangan sembarang membuat ucapan atau umpatan, bahwa setiap pemimpin boleh tegas tapi tidak menista, boleh marah tapi jangan mencerca, boleh tegas tapi jangan arogan.

Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran buat para pemimpin dan calon pemimpin negeri ini, jangan meniru ahok, hargai rakyat dan paling utama hargai keyakinan terbesar rakyat negeri ini islam.

Setelah aksi damai ini lalu ahok di proses hukum sesuai dengan apa yang dia katakan, lalu dinproses dinpengadilan, massa diam itu yakin akan diam lagi, larut dalam kehidupan sehari-hari.

Istqlal
Ditengah ratusan ribu ummat
Menyuarakan aksi damai
Wassalam

Tulisan ini dimuat di harian Radar Bekasi
Tanggal 5 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar