Arsip Blog

Sabtu, 30 September 2017

Ciputra


"Produsen pengangguran itu perguruan tinggi, karena alumninya lebih tertarik menjadi sekjen atau dirjen di birokrat, ketimbang entrepeneur, pada akhirnya ada yang mentok jadi gojek, dua diantara lima gojek adalah sarjana"

Meski diucapkan dengan lembut, apa yang dikatakan Ciputra bukanlah omongan provokator, Sebagai entrepenur sukses yang sudah bergelut puluhan tahun, Ciputra sangat paham dengan kondisi dunia pendidikan di indonesia, yang lebih menghasilkan sarjana pekerja ketimbang entrepenur.

Menurut ciputra bangsa ini menghadapi tiga bidang mendasar yang tidak bisa dituntaskan sejak dulu yaitu
1. Korupsi
2. Pengangguran
3. Kesenjangan sosial

Korupsi disebabkan orang ingin cepat menjadi kaya, pengangguran terjadi karena sistem pendidikan indonesia sangat dogmatis sehingga menghasilkan lulusan yang kurang kreatif dan inovatif, sedangkan kesenjangan adalah buah dari korupsi dan pengangguran.

Bagaimana cara menghilangkan ketiga hal mendasar itu? entrepenurship jawabannya, entrepenur bisa memberantas korupsi salah satu tujuan orang terjun kedunia etrepeneur adalah meraih pendapatan lebih atau menjadi kaya namun dengan cara terhormat, bukan seperti koruptor kaya dengan cara culas.

Kemajuan suatu bangsa dilihat seberapa banyak penduduknya berkiprah di entrepeneur, singapura 10% penduduknya entrepeneur, negaranya maju, korupsi sedikit kesenjangan sosial tidak terlalu mencolok, Indonesia pelaku entrepeneur hanya 2,5 dari jumlah penduduk, terlalu kecil.

Menurut Ciputra, entrepeneur bisa merubah tambang menjadi emas, punya Visi/wawasan, inovativ, kreatif, berani ambil keputusan dan berani gagal (10 kali gagal 11 kali bangkit).

Seorang entrepeneur harus punya integritas,
Tiap ucapan yg kita buat adalah janji dan janji itu hutang, Kejujuran juga sangat penting buat entrepenur karena itu bagian dari integritas.

Saatnya di era global, entrepenuer menjadi pemain global juga, misalkan gojek tidak hanya beroperasi di indonesia, juga di negara lain seperti Vietnam dan Kamboja yg kondisinya nyaris mirip dengan indonesia dalam hal tranpotasi.

Jangan pernah berhenti belajar
Disarikan dari Seminar CEO Forum 2017 Kementrian Luar Negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar