Arsip Blog

Selasa, 20 Juni 2017

Pulang


Setiap kita pasti ingin pulang, setelah seharian lelah bekerja mencari nafkah maka pulang ke rumah adalah sebuah keharusan, untuk istirahat melepas penat, bercengkrama dengan keluarga dan menemui anak, istri/suami tercinta.

Pulang adalah fitrah, semua mahluk pada akhirnya kembali pulang, setelah berpetualang jauh maka pulang kerumah adalah sebuah kenikmatan yang tidak dapat dibayar oleh apapun, tepatlah makna sebuah pepatah setinggi2nya burung bangau terbang tinggi pada akhirnya akan kembali pulang.

Maka ketika Idul Fitri tiba, ritual pulang adalah sebuah pemandangan paling mengharukan, berjuta orang pada hari yang nyaris bersamaan, dengan berbagai mode tranpotasi mobil, motor, kereta, pesawat, kapal laut berupaya pulang ke kampung halaman.

Gerangan apa yang mendorong mereka pulang mudik? padahal butuh tenaga, biaya dan pengorbanan, merajut silaturahmi bersama orang tua dan keluarga di kampung halaman tercinta adalah motivasi utama mereka, momentum Idul Fitri adalah silaturahmi paling indah yang tidak bisa tergantikan di hari lain.

Buat kaum urban silaturahmi adalah terapi psikoligis paling ampuh guna mengurangi beban hidup yang berat, mereka tinggal di perkotaan yang keras, penuh persaingan, egois dengan nilai individualistis tinggi, pada akhirnya beban itu berkurang bahkan lenyap manakala bertemu dengan family dan sahabat dikampung halaman.

Konon hanya di negeri ini ritual mudik terjadi, tidak peduli rakyat jelata, pengusaha dan pejabat berbondong2 ikut mudik, bukan mereka norak, bukan diantara mereka tidak punya ongkos pulang untuk mudik setiap saat, tapi mereka ingin tetap mudik pada momentum tepat di hari kemenangan, hari dimana kita semua dalam kondisi suci, setelah berperang melawan hawa nafsu, hari dimana semua sanak famili pulang berkumpul di kampung halaman merajut kembali silaturahmi dan saling bermaaf2an.

Jangan kau anggap mereka yang pulang, melakukan pemborosan, pamer keberhasilan dan melakukan bidah agama, mereka kembali untuk meneguhkan jati diri bahwa kampung halaman adalah tempat paling nyaman untuk melepas penat, membangun kekuatan baru dan merayakan keberhasilan capaian hidup serta paling penting berbagi rezeki pada kampung halaman.

Berbahagialah anda yang masih punya orang tua sanak family di kampung halaman, anda masih punya ikatan batin untuk senantiasa mengulang rirual mudik, karena ritual ini mampu membangkitkan nilai spiritual, nilai persaudaraan dan nilai berbagi, alangkah terharunya saya membaca kisah para pemudik dengan pernak perniknya dijalan, seumur hidup saya hanya mudik seputaran bekasi karena saya lahir tumbung dan berkembang di bekasi.
Dan Pulang yang paling hakiki adalah ketika kita dipanggil menghadap ilahi, inna lillahi wa inna ilaihi rojiun, semua mahluk akan mati, seperti layaknya pulang mudik, sudahkah kita punya bekal pulang ke alam keabadian? Sebaik-baiknya bekal pulang ke rahmatulloh adalah taqwa, bekal itu harus senantiasa kita siapkan karena untuk kembali pulang ke alam abadi, tidak ada waktu yang pasti.
Puasa adalah kewajiban kita menuju taqwa, setelah sebulan penuh di tempa menahan lapar, haus, dahaga dan hawa nafsu, setelah kita menunaikan kewajiban zakat, setelah kita menjalankan semuah sunnah yang dianjutkan selama ramadhan tarawih, tilawah quran, shodaqoh. Tibalah kira di hari fitri, hari suci, hari kemenangan, maka kita pulang mudik menunaikan kewajiban menjalin silaturahmi.

Selamat pulang kampung,
selamat mudik lebaran,
selamat idul fitri,
mohon maaf lahir batin.

Jangan lupa pulang kampung
Bawa oleh oleh khas bekasi
Bandeng rorod ehhh iklan

20 Juni 2017 ðŸ˜‚


Tidak ada komentar:

Posting Komentar