Arsip Blog

Selasa, 18 Oktober 2016

Grand Closing Menutup Usaha Dengan Rasa Bahagia



.
Hari ini saya bersama  teman-teman TDA Bekasi  menghadiri acara bisnis unik, disalah satu rumah makan milik temen yang segera akan ditutup,  Judul acaranya keren  "Grand Closing menutup usaha dengan rasa bahagia". 

Teman saya ini tadinya punya 12 cabang Resto bebek, dengan Nama Bebek Judes,  satu persatu tumbang hingga tersisa satu, nah yang tersisa pun nampaknya sulit di pertahankan akhirnya grand closing, anehnya kawan saya ini tidak malu, minder atau terpukul ketika usahanya tumbang, maka diundang temen-temen TDA Bekasi untuk merayakan upacara grand closing, jadilah kita ikut merayakan bersama acara unik yang mungkin baru pertama kali saya hadiri di dunia,  menutup usaha dengan rasa bahagia ha..ha..ha..

Bisnis itu tidak lah selamanya sukses, bisnis itu bisa  gagal atau merugi, kalau keberhasilan asyik untuk dinikmati, apalagi kalau dinikmati bersama teman-teman ada rasa bangga, bisa menunjukan prestasi hebat dihadapan kawan dan relasi. Namun merayakan kegagalan dalam suasana bahagia bersama teman-teman itu ruaar biasa.

Menjadi menarik kenapa kawan saya ini bisa menikmati kegagalan dalam suasana ceria?  Mari kita bedah lebih lanjut, dalam kehidupan nyata  peristiwa silih berganti, ada senang, sedih, gundah, resah, gelisah,  ceria,  rangkain peristiwa itu adalah siklus kehidupan yang harus kita hadapi setiap saat. Teringat saya dengan ucapan seorang motivator Saut Sitompul,  peristiwa tidaklah penting respon terhadap peristiwa itu yang paling penting.

Jadi kalau mendapati sebuah keadaan yang tidak menyenangkan, sebagai seorang pebisnis hadapi dengan tenang, itu peristiwa biasa saja, tidak sulit, yang mesti kita lakukan bukan mengutuk peristiwa, tapi mengelola respon kita terhadap sebuah peristiwa menjadi positif, sehingga dalam mengambil keputusan kita tidak salah langkah.

Nah kawan saya ini mensikapi penutupan usahanya dengan cara sportif, rugi dalam usaha itu hal yang biasa, tidak perlu diratapi apalagi ditutupi, malah dia berpikir diluar kotak, kegagalan harus dinikmati bersama teman-temannya.

Apa sih penyebab kegagalan kawan saya yang membuka rumah makan bebek dengan sistem waralaba ini? menurut sohinul bait banyak faktor, diantaranya salah  milih patner, mis manajemen, kurang disiplin, patnernya yang punya duit pengen cepet untung sehingga abai terhadap pelayanan dan kwalitas. Pembelajaran penting disini kita jangan mengikuti jalan sesat yang pernah dilalui om kwek.


 Untungnya sebelum usaha bebeknya tumbang, om kwek alias Mas Adhi Widianto sang pemilik sudah membuat sekoci usaha di bidang weding dan catering, sehingga tatkala usaha bebeknya runtuh  dia masih bisa melanjutkan bisnis di jalur kuliner dan wedding jauh lebih sukses, nah ini juga penting membuat sekoci usaha agar tidak bangkrut total.


Teman-teman TDA itu memang banyak yang nyentrik, pernah dalam salah satu obrolan saat akan menyelenggarakan kegiatan Pesta wirausaha Bekasi, ada yang mengusulkan jangan cuma menampilkan pembicara sukses bisnis, adakan juga  materi kegagalan bisnis, temen tda yang bisnisnya gagal diminta memberi materi kenapa mereka bangkrut, proses menuju bangkrut, terus derita-derita saat bangkrut, duh melo bangat dah, itu tidak terlaksana di Pesta Wirausaha dan baru Sang Pemilik Bebek judes yang berani ngasih materi kegagalan usaha ha..ha..ha..

Saya juga secara berkelakar pernah membuat hipotesa menarik -saat masih tersesat di dunia kepartaian -  kenapa negeri ini pemimpinnya suka cakar-cakaran? Karena organisasi formal seperti ormas pemuda,keagamaan, partai politik dll, lebih suka mengadakan diklat latihan kepemimpinan, akhirnya semua anggotanya kepengen jadi pemimpin, karena formasi pemimpin itu sedikit ya mereka cakar-cakaran, mestinya di organisasi kemasyarakatan harus diperbanyak latihan jadi bawahan, sehingga mereka bisa paham jadi bawahan yang baik dan benar itu seperti apa, mau diperintah dan gampang diarahin.

Pembelajaran penting lain yang bisa kita petik adalah bisnis itu perlu perjuangan tidak instan, tidak seperti Kanjeng Dimas Taat Pribadi  yang bisa gandaain uang dalam waktu cepat,  banyak diantara mereka yang kini menjadi pebisnis hebat melalui proses jatuh bangun, dalam jangka waktu panjang, pernah gagal, bangkrut, bahkan ada yang sampai hutang menumpuk. Namun kegagalan itu bukan membuat mereka mengkerut, justru kegagalan menjadi pemicu mereka untuk bangkit meraih impian. om Adhi membuktikan itu gagal di resto sukses di Bisnis Catering dan Wedding

Akhirnya semua yang hadir di acara penutupan rumah makan bebek itu bahagia, tuan rumah juga sangat  bahagia, ternyata bahagia itu mudah,  bisa di ciptakan meski dalam suasana kegagalan, doa kita siapa tahu nanti om kwek bisa menciptakan Rumah Makan Bebek Judes  rebond, seperti Warkop Rebond amin

Buya Hamka ketika menafsirkan Surat Alam Nasroh, berkata,  saya di ajarkan oleh guru saya Buya Sutan AR. Mansur, apabila kamu dalam kesusahan bacalah Surat Alam Nasroh, disana dikatakan satu kesulitan di apit dua kemudahan, dalam kesulitan Allah beri dua kemudahan".

Jadi buat yang gagal dalam bisnis,pelajari dan resapi makna tafsir Alam Nasroh, maka walaupun dalam kesulitan, anda bisa membahagiakan banyak orang, seperti om kwek kawan saya yang unik ini. 

Yuk kita belajar memaknai kegagalan sama om kwek,
yuk....kita  belajar memahami makna Quran surat Alam Nasroh pada ulama yang kompeten, tentu saja beljara qurannya bukan kepada om bebek apalagi kepada Nusron Wahid he..he..he...




sekian

7 komentar:

  1. Mencerahkan Beh...

    Bisnis besar karena waktu yak, jangan karbitan ya Beh..

    BalasHapus
  2. Mencerahkan Beh...

    Bisnis besar karena waktu yak, jangan karbitan ya Beh..

    BalasHapus
  3. Bisnis bukan semata2 untung belaka.. belajaran berharga adalah kegagalan.. kegagalan yang di nikmati menjadi sebuah pembelajaran..

    BalasHapus
  4. Babeh Afif mingkin "senior" mingkin banyak santennya niih....BRAVO...!!!

    BalasHapus
  5. Mantap babeh..mencerahkan, makin kece tulisannya :)

    BalasHapus
  6. Nice info pak, insidenya kita perlu tahu juga kapan saat yg tepat utk membuka atau menutup sebuah usaha.

    BalasHapus