Ada dua modal untuk diskusi logika dan literatur, logika adalah cara berpikir logis, runtut, beraturan dengan argumentasi yang masuk akal. Modal kedua adalah literatur atau bacaan yang bisa menjadi rujukan dalam mempertahankan argumentasi. Literatur bisa menggambarkan seberapa luas, intelektual, wawasan, pengetahuan anda dalam menguasai persoalan, semakin banyak literatur yang anda baca maka semakin paham anda akan sebuah persoalan yang menjadi topik diskusi.
Modal lain diskusi adalah pengalaman berorganisasi, dalam sebuah organisasi yang dinamikanya tinggi, seperti organisasi mahasiswa, ormas atau organisasi politik sebuah keputusan biasanya di bahas dalam sebuah diskusi panjang, melalui debat cerdas dan dinamika bisa saja cenderung keras.
Mereka yang jago diskusi biasanya jam terbang berorganisasinya tinggi, mulai sejak muda sudah terbiasa menghadapi publik, sehingga tidak mudah demam panggung, orang sekelas Cak Nur, Gus Dur, Mahfud MD, Fadli Zon, Fachri Hamzah dll dalam berdiskusi enteng saja mengeluarkan argumen yang sangat logis, runtut dan masuk akal karena jejak rekam mereka memang sudah ok sejak dini.
Tidak heran para singa panggung diskusi disamping pandai bicara juga pandai membuat tulisan bahkan buku-buku berbobot, bacalah tulisan-tulisan Gus Dur, anda akan merasakan bagaimana cerdasnya Gus Dur dalam mensikapi sebuah persoalan dengan sederhana, masuk akal dan terkadang dibumbui humor tingkat tinggi.
Saya tidak terlalu suka dengan gaya bicara provokatif dengan Fachri Hamzah, tapi manakala Fachri sudah berbicara dengan runtut dan logis daya kritis saya menjadi kendor karena apa yang di ungkapkan masuk akal.
Salah satu tokoh yang sangat saya suka dalam menguraikan persoalan dengan sangat memukau adalah Jalaludin Rahmat, salah seorang tokoh Syiah Indonesia, Kang Jalal adalah pembicara hebat dengan talenta sangat baik, tehnik komunikasi massanya sangat bagus, sebagai pakar komunikasi Jalal mampu membumikan sebuah persoalan dengan bahasa yang sangat sederhana dan mudah dipahami.
Ketika tadi malam diskusi ILC seorang bocah ledok Abu Janda dan Deni -sapa tuh gue lupa-, yang jejak rekamnya tidak jelas, cuma bermodal artis medsos, bertemu dengan singa-singa diskusi dan singa-singa podium Fahri Hamzah, Fadli Zon, Ustadz Felix, maka yang terjadi laksana domba dimasukan ke kandang singa, argumentasi janda dan deni sangat rendah, gesturnya tidak meyakinkan, wajahnya seperti ketakutan dan demam panggung, dalam waktu singkat habis tuh argumentasi domba sesat itu dilahap singa-singa podium.
Benarlah kata Roky Gerung jika anda di bully keras gerombolan IQ 200 (dalam satu kolam), maka tertawalah keras-kerasnya, itulah cara menghormati mereka, yuk kita ketawa wkkkkkkk.
BalasHapusSaya selalu berpikir bahwa semua perusahaan pinjaman online curang sampai saya bertemu dengan perusahaan peminjam yang meminjamkan uang tanpa membayar terlebih dahulu.
Jika Anda mencari pinjaman, perusahaan ini adalah semua yang Anda butuhkan. setiap perusahaan yang meminta Anda untuk biaya pendaftaran lari dari mereka.
saya menggunakan waktu ini untuk memperingatkan semua rekan saya INDONESIANS. yang telah terjadi di sekitar mencari pinjaman, Anda hanya harus berhati-hati. satu-satunya tempat dan perusahaan yang dapat menawarkan pinjaman Anda adalah SUZAN INVESTMENT COMPANY. Saya mendapat pinjaman saya dari mereka. Mereka adalah satu-satunya pemberi pinjaman yang sah di internet. Lainnya semua pembohong, saya menghabiskan hampir Rp35 juta di tangan pemberi pinjaman palsu.
Pembayaran yang fleksibel,
Suku bunga rendah,
Layanan berkualitas,
Komisi Tinggi jika Anda memperkenalkan pelanggan
Hubungi perusahaan: (Suzaninvestment@gmail.com)
Email pribadi saya: (Ammisha1213@gmail.com)