Phobia terhadap jilbab sudah berlangsung lama di negeri ini, dimulai dari rejim orde baru yang memang sangat repreship dan anti terhadap islam politik, baca lebih lengkap di link berikut ini
Dikalangan liberal pun phobia terhadap jilbab sudah lama berlangsung, mereka menganggap jilbab tidak lebih dari pengekangan tehadap perempuan.
Di negeri yang konon mayoritas muslim pernah kok beberapa perusahaan, rumah sakit bahkan sebuah stasiun televisi diberitakan melarang jilbab sampai hari ini.
Namun gerakan jilbab laksana air bah, semakin di tekan energinya semakin membesar, kini jilbab sedang mencapai puncak popularitas. Nyaris semua aspek dimana kaum perempuan berkiprah jilbab sudah menjadi pemandangan biasa.
Heboh tentang jilbab dilarang di olahraga judo, itu hal yang lumrah, sebagaimana lumrahnya jilbab dulu dilarang, jangan dulu emosi, kalau memang itu ada aturan karena menyangkut keselamatan, ya tinggal cari bahan yg tidak membuat atlit celaka, berita dibawah ini contohnya
Di pabrik pada bagian produksi dengan sistem ban berjalan, pemakaian jilbab yang berkibar-kibar juga berbahaya dan bisa menimbulkan kecelakaan kerja, namun dengan jilbab modifikasi, jilbab bisa tetap di pakai untuk bekerja.
Kalau alasan keselamatan kerja atau kecelakaan saat bertanding judo, bukan jilbab yang jadi masalah, sebab yang namanya kecelakaan dalam kerja dan pertandingan olahraga, tidak mesti yang berjilbab saja yang bisa celaka, yang tidak berjilbab bisa celaka juga.
Tinggal dicari solusi jilbab yang tidak mencelakakan, bisa modif bahan, modif disain dan modif cara pemakaian selesai, seperti cerita atlet Arab saudi di link berita diatas.
Namun jika larangan didasarkan ideologi, kebencian kepada jilbab, seperti rezim orde baru dan kaum liberal itu yang patut dilawan. Kebencian melahirkan ketidak adilan, bagaimanapun kita berargumen tentang kewajiban jilbab bagi yang anti islam tidaklah mereka peduli.
Tinggal pilihan kita mensikapi suatu kasus yang menimpa pemakai jilbab, apakah anda masuk kategori membenci jilbab dengan berdalih sejuta argumen namun jauh dilubuk hati membenci jilbab/islan atau pencinta jilbab dengan mencari solusi? tanyakan nurani anda.
Dikalangan liberal pun phobia terhadap jilbab sudah lama berlangsung, mereka menganggap jilbab tidak lebih dari pengekangan tehadap perempuan.
Di negeri yang konon mayoritas muslim pernah kok beberapa perusahaan, rumah sakit bahkan sebuah stasiun televisi diberitakan melarang jilbab sampai hari ini.
Namun gerakan jilbab laksana air bah, semakin di tekan energinya semakin membesar, kini jilbab sedang mencapai puncak popularitas. Nyaris semua aspek dimana kaum perempuan berkiprah jilbab sudah menjadi pemandangan biasa.
Heboh tentang jilbab dilarang di olahraga judo, itu hal yang lumrah, sebagaimana lumrahnya jilbab dulu dilarang, jangan dulu emosi, kalau memang itu ada aturan karena menyangkut keselamatan, ya tinggal cari bahan yg tidak membuat atlit celaka, berita dibawah ini contohnya
Di pabrik pada bagian produksi dengan sistem ban berjalan, pemakaian jilbab yang berkibar-kibar juga berbahaya dan bisa menimbulkan kecelakaan kerja, namun dengan jilbab modifikasi, jilbab bisa tetap di pakai untuk bekerja.
Kalau alasan keselamatan kerja atau kecelakaan saat bertanding judo, bukan jilbab yang jadi masalah, sebab yang namanya kecelakaan dalam kerja dan pertandingan olahraga, tidak mesti yang berjilbab saja yang bisa celaka, yang tidak berjilbab bisa celaka juga.
Tinggal dicari solusi jilbab yang tidak mencelakakan, bisa modif bahan, modif disain dan modif cara pemakaian selesai, seperti cerita atlet Arab saudi di link berita diatas.
Namun jika larangan didasarkan ideologi, kebencian kepada jilbab, seperti rezim orde baru dan kaum liberal itu yang patut dilawan. Kebencian melahirkan ketidak adilan, bagaimanapun kita berargumen tentang kewajiban jilbab bagi yang anti islam tidaklah mereka peduli.
Tinggal pilihan kita mensikapi suatu kasus yang menimpa pemakai jilbab, apakah anda masuk kategori membenci jilbab dengan berdalih sejuta argumen namun jauh dilubuk hati membenci jilbab/islan atau pencinta jilbab dengan mencari solusi? tanyakan nurani anda.