Arsip Blog

Kamis, 25 Mei 2017

Tangan Di Atas

Tangan Di Atas lebih baik dari tangan dibawah, tangan diatas maknanya anda lebih banyak memberi, tangan dibawa berarti menerima atau meminta, sebagai umat muslim kita diajarkan untuk senantiasa memberi dan jangan berharap sesuatu dari memberi, harus ikhlas, jangan pernah juga menjadi peminta kecuali meminta pada Yang Maha Pemberi.

Ketika anda mau bergabung di komunitas Tangan Di Atas (TDA) maka yang mesti anda tanamkan adalah semangat memberi, jangan berharap sesuatu dari TDA, misalnya berharap dapat materi, uang, bisnis langsung sukses, bisa dapet banyak ilmu banyak dll, Semua itu tidak akan anda dapat ketika anda belum memberi.

Apa yang harus anda beri? Semua hal waktu, tenaga, pikiran, uang. Kelak ketika anda sudah bergabung dalam aktivitas TDA, berkorban waktu lah yang paling penting anda berikan, TDA itu komunitas bisnis berbasis sosial, terkadang ketika menyelenggarakan sebuah event, dilakukan secara keroyokan, tidak mesti pengurus yang melaksanakan, anda bisa juga jadi bagian kepanitian dan bersiap kerja ful time untuk tidak dibayar.

Keaktivan menjadi tolak ukur apakah anda sudah mau memberi, semisal TDA menyelenggarakan workshop semua bisa membantu dan menjadi bagian panitia, ketika anda mau berkorban waktu, tenaga, pikiran sampai uang disitu anda telah berbuat lebih untuk mau memberi.

Namun harap dicatat, ada hal paling konyol dari TDA, walau anda sudah membantu sungguh2 dalam kepanitian, sudah berpeluh2, anda kalau mau ikut kegiatan TDA berbayar maka anda wajib membayar, sama dengan peserta yang lain.

Lah kenapa mesti bayar juga saya kan panitia? Ingat anda anggota TDA, anda harus memberi, ketika anggota lain memberi dengan membayar tiket, anda mau meminta gratisan, itu bukan spirit TDA, pengorbanan anda sebagai panitia adalah spirit memberi, itu nilai lebih anda dibanding bukan panitia, membeli tiket dimana anda menjadi panitia adalah bentuk komitmen anda untuk tidak meminta atau menerima sesuatu secara gratisan.

Add caption
Lah kalau kita disuruh memberi, kita di TDA dapat apa? Saya pribadi sih merasa tidak mendapat apa-apa, materi tidak, bisnis meningkat tajam juga tidak, lalu apa dong? Memberi itu ibarat menanam sebuah kebaikan, kabar baiknya satu kebaikan di balas 70 kebaikan. Nah kebaikan itu kita dapat justru ketika kita aktiv ikut kegiatan di TDA, keaktivan akan membuahkan banyak pertemanan dan dikenal, nah pertemanan bisa menumbuhkan kolaborasi, dari kolaborasi itu buah keaktivan bisa di dapat.

Dan saya mendapat semua ini di TDA, teman baru para master bisnis yang mumpuni sehingga teramat mudah buat saya berkonsultasi soal bisnis kepada mereka yg sudah sukses.

Kemarin proses regenerasi TDA Bekasi dilaksanakan era kang Yusuf Erlangga berakhir era berganti ke era Muh. Arifin, ditingkat pusat pun juga berganti dari Mustofa Romdloni Std ke Barra, semua orang-orang hebat yang mau berkorban waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan komunitas.

Dari sisi bisnis mereka juga orang-orang sukses yang bisa dicontoh bahwa bisnis tidak identik dengan sekedar mencari materi, bisnis juga harus berkolaborasi dengan berbagi kepada pihak lain dalam bentuk kegiatan sosial entrepeneur.

Pesan moral yang harus dicatat dari tulisan ini adalah, bahwa komunitas itu tempat kita mengabdi, bahwa berkomunitas itu adalah bagian dari fitrah manusia sebagai mahluk sosial, jadi buat yang aktiv di komunitas janganlah berharap akan mendapat sesuatu dalam bentuk materi, namun persahabatan, pertemanan dan juga keakraban yg dibangun mampu menciptakan sinergitas yg pada ujungnya bisa menjadi kolaborasi bisnis yg kuat.

Selamat menjalankan amanah buat Mas Muh Arifin dan den Ahmad Baidillah Thariq Barra semoga bisa menjalankan amanah membawa tda lebih baik lagi. Bangga saya mengenal dan menjadi bagian TDA.
25 Mai 2017


Tidak ada komentar:

Posting Komentar