Saat pertama kali Buya Hamka berpidato sebagai Ketua MUI, beliau menjelaskan posisi MUI dengan pemerintah dan masyarakat.
"MUI Laksana kue bika, Api membakar kue dari atas dan bawah. Api dari atas ibarat harapan pemerintah, sedangkan api dari bawah wujud keluhan umat Islam.” Hamka berusaha menjinakkan dua api itu melalui berbagai cara.
Dilema yang hampir mirip dialami KH. Mar'ruf Amin Ketua MUI saat ini, tatkala kasus Ahok mencuat Kyai Ma'ruf di puji banyak kalangan Islam karena ketegasan sikap dan kesaksiannya dalam kasus penistaan agama, membuat Ahok dan pendukungnya murka.
Hingga ahok keceplosan ngomong dan akan melaporkan Kyai Ma'ruf Amin, kelakuan ahok yg begitu merendahkan Kyai membuat berbagai kalangan marah hingga akhirnya Ahok meminta maaf dan divonis bersalah berujung penjara.
Dalam kasus Sukmawati, Kyai Maruf Amin dianggap lembek dan mudah sekali memaafkan tindakan Sukmawati, maka gantian ummat kecewa pada Pak Kyai, karena ucapan dan tindakan kyai tidak sesuai dengan harapan banyak ummat.
Salahkah Kyai? Saya rasa tidak, kyai sedang memainkan peran sebagai orang tua, dalam kasus Ahok, tidak ada itikad baik dari ahok untuk mendatangi ulama, dia dengan pongah mengaku tidak bersalah, tidak ada upaya mendatangi MUI, ketika umat meradang baru meminta maaf.
Sukmawati ada upaya sungguh-sungguh meminta maaf, mendatangi Din Samsudin dan MUI, mengadakan konperensi pers bareng MUI, wajar kyai sebagai orang tua menerima, memberi nasehat, memaafkan Sukmawati atas tindakannya yang salah.
Kalau ada yg tidak puas dengan pernyataan pak kyai, ya silahkan minta polisi proses hukum dengan tidak mencabut laporan, toh kyai cuma menghimbau, bukan memberi fatwa.
Stop menyalahkan kyai, fokus ke kasus Sukma, kalau memang tidak puas ya lanjut proses hukumnya, itu sudah ranah kepolisian, tapi jangan meradang dan menyalahkan orang tua kita yang berupaya nengatur keseimbangan.
Pak kyai sedang berupaya memasak kue bika agar tidak gosong, harapan dari pemerintah di tahun politik tidak gaduh dan harapan umat agar orang semodel sukmawati di beri pelajaran setimpal agar di lain waktu jangan sembarangan bertutur kata yang membuat umat marah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar