Beberapa hari lalu saya bersama pengurus TDA Bekasi meting dengan Rumah Zakat, sebuah lembaga pengelolah zakat, infaq, shadaqoh dan wakaf profesional, dalam rangka penjajakan kerjasama membantu pemberdayaan ummat
Salah satu program menarik dari Rumah Zakat adalah beasiswa sekolah juara. Mereka menawarkan kepada para donatur untuk memberi beasiswa selama satu tahun yang besarannya di tentukan berdasarkan tingkatannya, ada beasiswa sd, smp,sma/smk, para donatur akan di beri laporan setiap tahun, dan di kasih progres report anak yg diberi beasiswa oleh donatur.
Sekolah juara adalah sebuah konsep pendidikan yang lebih mengedepankan penghargaan kemampuan siswa dalam bidang tertentu yang bisa di capai siswa ketimbang angka-angka nilai pelajaran di rapot. Mereka menggambarkan setiap anak punya potensi, jika potensi itu dipupuk dan diarahkan dengan benar mereka adalah para juara di bidangnya masing-masing.
Mereka yang pandai di bidang menghapal, lalu hapal quran beberapa jus maka dia adalah juara hapalan quran, yang punya minat olahraga seperti karate, lalu berlatih sungguh-sungguh hingga naik tingkat dia adalah juara karate, bahkan mereka yang punya kemampuan dianggap sepele seperti rajin membantu membersihkan dan mencuci piring maka dia juara di bidang kebersihan.
Kerjasamma RZ Bekasi Dengan TDA Bekasi |
Konsep juara di kembangkan mengingat mereka yang mendapat beasiswa adalah para duafa dan yatim, dimana tingkat kepercayaan diri mereka kurang akibat kemiskinan dan tidak punya orang tua, mereka menjadi minder, kurang inisiatif dan kreatif sehingga perlu pendampingan kuat untuk menumbuhkan sikap percaya diri yang utuh.
Cara menumbuhkan itu sederhana memberikan reward gelar juara pada setiap pencapaian hasil sikap hidup, mulai dari kebersihan diri sampai pada pencapaian nilai-nilai ruhani seperti rajin sholat berjamaah.
Konsep sekolah juara ini sangat bagus, merupakan anti tesa dari sistem pendidikan kita selama ini, dimana siswa di ukur keberhasilannya dari angka-angka yang di capai lewat rapot,lalu nilai rapot itu di jumlah yang paling tinggi di kasih label juara, tidak ada upaya memberi reward pada pencapaian bidang lain seperti sikap diri, kemampuan berbagi dan juga kemampuan mengelola hal-hal yang di anggap remeh seperti menjaga kebersihan.
Setiap kita adalah juara, itu adalah konsep yg kerap diajarkan para motivator, kita adalah satu-satunya sel sperma, dari 350 juta sel sperma yang dipancarkan ayah kita, berlari secepat kilat bertemu dengan sel telur ibu, terjadilah pembuahan yang menjagi cikal bakal terciptanya kita.
Kerjasama TDA dan RZ Pusat |
Karena setiap kita adalah juara, maka kita berhak menciptakan prestasi juara untuk diri kita sendiri, dalam presfektif bisnis setiap kita bisa menjadi juara bisnis tanpa perlu meniru pihak lain, boleh saja kita menyerap ilmu dari para tutor, mentor, motivar bisnis dan pengusaha sukses, tapi pada akhirnya kita bisa menciptakan sejarah bisnis kita sendiri.
Belajar dari sekolah juara, kita bisa merubah paradigma berpikir para pebisnis, bahwa ukuran kesuksesan bisnis tidak hanya diukur dari asset dan penghasilan melimpah, namun bisa ditambah dengan nilai-nilai lain yang jauh lebih besar seperti kebebasan, semangat berbagi, kemampuan bersosialisasi dan nilai-nilai spritual
Kebebasan adalah sikap utama pebisnis, mereka bebas mengutaran konsep, ide dan mengaplikasikannya dalam praktek bisnis sehari hari, pada ujungnya jika berhasil bisa tercipta kebebasan finansial.
kebebasan ini menjadikan pebisnis tidak bergantung pada pihak lain, independen dalam bersikap dan bertindak sehingga pebisnis diharapkan bukan hanya sekedar pencari harta namun pelopor dalam melakukan perubahan di masyarakat.
Dalam prespektif modern pebisnis itu adalah masyarakat kelas menengah, mereka cerdas dan punya daya kritis, terhadap lingkungan dan juga penguasa. Apabila dirasa ada penyimpangan di tingkat masyarakat dan penguasa, pebisnis sejati bisa berubah menjadi aktivis untuk mengkoreksi penyimpangan itu, mengingat pebisnis itu jauh lebih independen ketimbang kaum politisi dan aktivis yang secara ekonomi bergantung pada pihak lain, koreksi dari para bebisnis jauh lebih netral, independen dan berbobot.
Kita bisa mengacu pada sejarah pebisnis zaman nabi muhammad saw, abubakar, usman, abdurahman bin auf, siti khadijah istri rasulullah, mereka pebisnis sejati pandai mengembangkan asset namun peduli pada perjuangan menegakan islam, mereka akan rela mengorbankan hartanya ketika ummat membutuhkan. Abubakar adalah contoh pebisnis lembut hati namun tegas, ketika diberi amanah ummat menjadi khalifah, ada sebagian masyarakat yang mencoba makar dengan tidak mau membayar zakat setelah nabi wafat, abubakar dengan tegas menindak pelaku makar islam.
Jadi ketika anda sudah jadi pebisnis ,beragama islam, kitab anda di nista, anda tidak tergerak membantu malah asyik traveling, lebih parah lagi nyinyir pada perjuangan sesama ummat ya ukur sendiri kehebatan bisnis anda dalam pandangan umat muslim. Sikap yang paling apik ketika anda tidak setuju adalah diam.
Berbahagialah saya tatkala aksi damai umat islam kemarin, teman2 saya para pebisnis bahu membahu membantu saudara seiman yang ikut aksi damai dalam bentuk yang paling mereka mampu materi, hebatnya banyak diantara mereka terpanggil ikut terjun langsung, hadir diantara jutaan ummat yang menyuarakan tuntutan hukum penista quran, allahu akbar saksikan ya allah hambamu yang sukses bisnis, tidak melupakan mu tatkala ayat-ayat mu di nista.
Semangat berbagi adalah sisi lain untuk menebar manfaat menjadi pebisnis, bahwa keberhasilan yang didapat tidak ada manfaatnya kalau dimakan sendiri,anda wajib berbagi, tidak akan masuk sorga jika anda para pebisnis asyik nongkrong di cape dengan dalih loby bisnis, namum tetangga anda kelaparan.
Semangat berbagi bukan hanya pada materi, bisa juga dalam bentuk transfer pengalaman dan ilmu, paling penting saya kira adalah semangat berbagi kepada karyawan yang telah membesarkan bisnis anda, dengan memberikan hak sesuai dengan aturan sangat bijak memberi lebih dari aturan.
Kemampuan bersosialisasi juga penting agar pebisnis tidak berumah di atas angin, bersosialisasi mengajarkan kita untuk lebih kenal kenal denyut masyarakat sehingga kita menjadi lebih peka dan peduli.
Akhirnya juara bisnis tidak bisa diukur dari banyaknya asset tapi sukses bisnis adalah ketika bisnis kita mampu membawa manfaat untuk banyak orang, kejarlah asset sampai dunia ini runtuh, namun berbagilah kebahagian saat ini juga sebelum dunia ini runtuh.
Bagian penutup dari tulisan saya ini nilai2 spiritual dalam bisnis itu penting, saya salut ada teman2 bisnis yang mulai menerapkan pada hal mendasar seperti mewajibkan sholat berjamaah, mengadakan kajian islam bersama pimpinan dan karyawan dll, kesaksian yang saya denger dari mereka yang sudah mempraktekan nilai spiritual adalah bisnis menjadi tenang, silaturahmi dengan karyawan bagus, kinerja bisnis makin berdenyut, Jadi kesimpulan tulisan saya ini adalah bisnis dan nilai2 spiritual itu menyatu